Pihak Kedutaan Besar Jerman di Jakarta telah memberikan klarifikasi bahwa kedatangan staf Kedutaan adalah untuk mendapatkan gambaran tersendiri mengenai situasi keamanan, terkait dengan aksi demonstrasi pada Jumat lalu yang melintasi Kedutaan.
“Klarifikasi demikian sangat merendahkan tingkat kecerdasan publik dan pemerintah Indonesia,†tegas pakar Ilmu Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/12)
Rektor Universitas Achmad Yani ini mengatakan, setidaknya ada empat alasan kenapa Kedubes Jerman dianggap merendahkan kecerdasan publik dan pemerintah Indonesia.
“Pertama, tidak dijelaskan apakah pegawai kedutaan Jerman tersebut seorang diplomat atau bukan. Kedua, tidak seharusnya pegawai Kedutaan mencari tahu tentang sesuatu dengan mendatangi Markas FPI,†jelasnya.
Menurut Hikmahanto, bila pegawai tersebut ingin mencari tahu seharusnya dilakukan dengan bertemu di tempat netral, seperti hotel atau rumah makan. Bukan langsung menyambangi markas FPI.
“Ketiga, adalah tindakan bodoh dari pegawai Kedubes Jerman untuk datang ke markas FPI di era media sosial. Siapa saja tentu dapat mengambil gambar dan mem-postingnya di media sosial,†katanya.
Keempat, lanjut Hikmahanto, pegawai tersebut bahkan tidak cerdas dan sensitif dengan situasi politik yang belakangan berkembang di Indonesia.
“Pegawai tersebut seolah membiarkan Negara Jerman dijadikan legitimasi untuk satu pihak, dan pada saat bersamaan sebagai tindakan yang tidak bersahabat oleh pihak yang lain,†tegasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: