Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari mengatakan,
reshuffle kabinet kemungkinan besar bisa terjadi. Namun, terkait kepastian siapa saja nama-nama yang beredar, semua tergantung Presiden Jokowi karena bersifat politis.
"Kemungkinan bisa terjadi karena
reshuffle itu bukan ilmu pasti, itu bukan jurusan IPA, bukan jurusan fisika atau biologi.
Reshuffle itu (ibaratnya) jurusan IPS," ujar Qodari saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring
Ngobrol Bareng Bang Ruslan bertajuk 'Reshuffle Berskala Besar', Selasa (21/12).
"Karena yang namanya
reshuffle kabinet bukan semata-mata keputusan teknokratis, tetapi juga keputusan politis," imbuhnya.
Adapun terkait komposisi calon menteri yang diyakini bakal mengisi pos kementerian nanti, Qodari menyebut setidaknya ada enam pos kementerian yang kemungkinan bakal dirombak.
"Dari sekian banyak versi yang beredar, saya cenderung percaya ke versi yang 6 nama ketimbang yang 11 nama atau versi-versi yang lain," demikian Qodari.
Dari kabar yang beredar, ada enam nama yang disebut akan menduduki jabatan menteri dalam
reshuffle perdana pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua ini.
Mereka adalah Budi Gunadi Sadikin menggantikan Menkes Terawan Agus Putranto. Kemudian Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang akan menggantikan Juliari Batubara sebagai Menteri Sosial.
Lalu Khatib Aam PBNU, Yahya Cholil Staquf disebut akan menggantikan posisi Menag Fachrul Razi. Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono dikabarkan akan mengisi posisi Menteri Kelautan dan Perikanan yang ditinggalkan Edhy Prabowo.
Selanjutnya, ada nama Dubes RI untuk Amerika Serikat, M Lutfi yang disebut akan masuk menggantikan Agus Suparmanto sebagai Menteri Perdagangan. Terakhir, ada nama mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno yang akan menggantikan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: