Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pernyataan Menag Yaqut Agama Jangan Jadi Aspirasi Seakan Melupakan Akar Kelahiran PKB

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 25 Desember 2020, 16:27 WIB
Pernyataan Menag Yaqut Agama Jangan Jadi Aspirasi Seakan Melupakan Akar Kelahiran PKB
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas/Repro
rmol news logo Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang ingin menjadikan agama sebagai inspirasi dan bukan sebagai aspirasi seakan melupakan sejarah kelahiran partainya sendiri, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, sejatinya tujuan Gus Yaqut, sapaan Menag tepat bila ingin menjadikan agama sebagai inspirasi. Menurutnya, agama telah memberi inspirasi manusia untuk berubah membangun peradaban.

"Tetapi ketika Menag mengatakan agama jangan dijadikan sebagai aspirasi, ia telah mengabaikan fakta sosiologis politik Indonesia," kata Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/12).

Pada titik tertentu, kata dia, nilai-nilai agama penting disampaikan sebagai aspirasi untuk para penguasa dalam mengambil keputusan yang menyangkut khalayak ramai.

Terlebih bila merujuk pengalaman, agama sebagai aspirasi telah memunculkan partai-partai politik berbasis masyarakat Islam. Seperti PKB, PAN dan partai politik berbasis masa sekaligus pemikiran substantif Islam, seperti PKS, PPP, dan PBB.

"Kedua aliran ini sama-sama dalam bingkai ke-Indonesiaan. Gus Yaqut jadi Menag itu bukti agama sebagai aspirasi. Mengapa bukan pendeta Jacob Nahuway atau Romo Magnis Susena yang menjadi Menag, atau mengapa Menag bukan dari Muhammadiyah? Ini soal representasi dan itu artinya soal aspirasi," pungkas Ubedilah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA