Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masuknya Prabowo-Sandi Ke Pemerintah Bikin Gemuk Penguasa, Progres 98: Ini Oligarki Mayoritas!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 25 Desember 2020, 21:04 WIB
Masuknya Prabowo-Sandi Ke Pemerintah Bikin Gemuk Penguasa, Progres 98: Ini Oligarki Mayoritas<i>!</i>
Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno/Net
rmol news logo Mantan capres-cawapres Pemilu 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, telah resmi masuk ke dalam jajaran kabinet Indonesia Maju.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Prabowo Subianto yang pada awal penyusunan kabinet telah ditunjuk oleh Presiden terpilih Pilpres 2019, Joko Widodo, unttuk menjadi Menteri Pertahanan.

Sementara, Sandiaga Uno menjadi satu nama dari 5 orang lainnya yang masuk gelombang reshuffle. Dia dipercaya Jokowi menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), menggantikan Wishnutama.

Namun, masuknya Sandiaga Uno menuai kontroversi. Karena Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini pernah berjanji tidak masuk ke dalam jajaran pemerintahan.

Dari banyak pihak yang kecewa dengan keputusan Sandiaga Uno, Jaringan Progres 98 adalah salah satunya.

Koordinator Progres 98, Zaenal Muttaqin mengatakan, pihaknya menilai komposisi penguasa di llingkaran penguasa saat ini semakin gemuk yang dia istilahkan sebagai oligarki mayoritas.

"Dibalik ini semua, konsolidasi oligarki dengan menampung kelompok yang kalah pilpres menunjukkan bahwa Negara Indonesia saat ini dikuasi oleh kekuasaan mayoritas oligarki," ujar Zaenal dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/12).

Oleh karena itu, Zaenal memandang fenomena ini membuktikan proses pemilu dan atau demokrasi di Indonesia hanya menjadi ajang bagi-bagi kue di antara penguasa. Sementara, rakyat yang menjadi pemilihnya dikhianati begitu saja.

"Rakyat benar-benar hanya menjadi alat legitimasi yang suaranya diperlukan hanya saat pilpres, dan nasibnya begitu diperhatikan ketika suara electoral dibutuhkan," demikian Zaenal Muttaqin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA