Pengamat politik Universitas Nasional, Andi Yusran mengatakan, jika merujuk pada Pilpres 2019 lalu, basis pemilih secara umu sudah terbelah. Yakni pemilih ideologis dan pemilih non ideologis.
Andi melihat, Sandiaga Uno merupakan representasi ke basis pemilih nonideologis. Jenis pemilih seperti ini sangat susah benar-benar loyal komitmen politiknya.
"(1) pemilih ideologis (santri dan sejenisnya) versus (2) pemilih non-idelogis (abangan, nasionalis dan pemilih pragmatik. Sandi sudah bergabung di basis pemilih kedua," demikian kata Andi Yusran kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat malam (25/12).
Menurut Doktor Politik Universitas Padjajaran ini, peluang Sandiaga Uno mencalonkan diri sebagai presiden tetap terbuka. Sebabnya, penggagas gerakan Oke oce ini memiliki basis finansial yang kuat.
Meski demikian, Andi meyakini elektabilitas mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan melorot.
Selain hilangnya dukungan emak-emak, pemilih ideologis yang kerap menjadi pembela utama Sandiaga Uno mulai beralih.
Apalagi, ditambahkan Andi, beberapa nama potensial yang kuat pada Pilpres 2024 mendatang muncul sosok yang terlihat melakukan konsolidasi secara rutin.
"Elektabilitasnya diprediksi ‘melorot’ pasca bergabung dengan kubu Jokowi. Dukungan emak-emak dan pemilih ideologis diprediksi akan sulit diperoleh lagi," demikian analisa Andi.
Andi pun menyarankan pada Sandiaga Uno agar tetap memilih jalur oposisi.
Dengan cara itu, ia memprediksi elektablitas Sandi akan jauh lebih tinggi.
"Jika ia (Sandi) di luar kabinet dan tetap memposisikan diri sebagai ‘oposan’ ketimbang ketika bergabung dengan kabinet," pungkas Andi Yusran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: