Kehadiran Sandiaga Uno di dalam Kabinet Indonesia Maju, seolah menggenapi bergabungnya Prabowo Subianto yang lebih dulu jadi menteri Jokowi.
Namun, menurut Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, Ossy Dermawan, sebenarnya popularitas dan elektabilitas AHY itu memang bertumbuh secara baik dari waktu ke waktu. Tidak karena gara-gara Prabowo-Sandi gabung ke koalisi pemerintahan Jokowi.
Dugaan Demokrat, peningkatan elektabilitas AHY ini terjadi karena beberapa faktor utama. Antara lain, dalam perjuangan politiknya sejak 2016, AHY telah berkeliling ke 34 provinsi.
"Tentunya ini secara alami akan menambah popularitas dan elektabilitasnya," kata orang dekat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/12).
Bagi Demokrat, AHY punya ketulusan dan konsistensi pendirian dalam perjuangan politiknya. Walau masyarakat menganggap AHY pantas untuk masuk kabinet namun AHY tidak “marah†saat takdir menyatakan dia harus berjuang di luar pemerintahan.
Dikatakan Ossy, AHY
easy going saja terkait masalah “kekuasaan†seperti ini.
AHY justru menjadi corong masyarakat yang ikut memperjuangkan rakyat melalui penolakan RUU HIP dan RUU Omnibus Law.
"Sehingga kesimpulannya, popularitas dan elektabilitas AHY meningkat dengan baik bukan hanya karena semata-mata faktor AHY berada di luar pemerintahan, tapi lebih karena AHY merupakan salah satu figur yang dapat memperjuangkan harapan rakyat secara tulus dan konsisten," ucap Ossy Dermawan.
Apalagi, sambungnya, Partai Demokrat juga telah berketetapan untuk terus berkoalisi dengan rakyat.
"Kami yakin jika tempat kami selalu bersama rakyat, maka kami tidak akan berdiri di sisi yang salah dalam sejarah," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: