Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Keperkasaan Ganjar Di Survei Bukan Berarti Mudah Mengalahkan Prabowo Di 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Sabtu, 02 Januari 2021, 01:40 WIB
Keperkasaan Ganjar Di Survei Bukan Berarti Mudah Mengalahkan Prabowo Di 2024
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo/Repro
rmol news logo Hasil lembaga survei terkait peta kekuatan tokoh yang kemungkinan bertarung di Pemilihan Presiden 2024 bukan berarti akan pasti terwujud saat eksekusi.

"Setiap lembaga survei jelas memiliki metodologi ilmiah dan cara perhitungannya masing-masing. Tetapi Pilpres 2024 masih sangat jauh. Survei hanyalah potret saat survei dilakukan," kata pengamat politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/1).

Ada beberapa hal yang memengaruhi akurasi sebuah survei, di antaranya waktu survei tersebut dilakukan hingga margin of error yang menunjukkan persentase plus minus dari hasil survei tersebut.

Ia pun menyinggung hasil survei Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis penghujung tahun 2020 kemarin, di mana menempatkan tiga sosok teratas, yakni Ganjar Pranowo unggul dengan tingkat keterpilihan sebesar 15,7 %. Disusul Prabowo Subianto dengan 14,9 %, dan Anies Baswedan 11 %.

"Itu bukan berarti Ganjar Pranowo pasti juara ketimbang Prabowo, karena masih dalam ambang kesalahan survei (SMRC) sebesar 2,9%," jelas Igor yang juga Direktur Survey and Polling Indonesia (SPIN).

Dijelaskan, keberadaan Prabowo yang kerap ditempatkan di tangga tiga besar popularitas dan elektabilitas dari berbagai survei sejak sepuluh tahun terakhir justru menunjukkan sosok Menhan ini tetap berada di hati masyarakat.

"Lain halnya jika nama Prabowo berada di lantai dasar dari hasil survei yang dirilis," tegasnya.

Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah faktor jarak Pilpres 2024 masih jauh. Ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang kini masih menghantui masyarakat.

"Survei politik di tengah pandemi Covid-19 sebenarnya kurang bisa dijadikan pegangan untuk meneropong pemilihan presiden yang akan datang. Mengandalkan jawaban responden via telepon juga bisa sangat bias," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA