Begitu yang disampaikan oleh analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun yang menilai bahwa perang data telah memasuki episode baru.
"Di mana pencurian data perairan Indonesia di wilayah Republik Indonesia bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi baru drone selam. Kemungkinan besar China telah mencuri data penting perairan Indonesia dengan aktivitas tersebut," ujar Ubedilah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/1).
Selain itu, kata Ubedilah, kemampuan Kementerian Pertahanan pun dianggap tidak secanggih kemampuan China untuk mengambil data melalui laut. Apalagi, untuk menghalau drone selam tersebut.
"Indonesia belum memiliki teknologinya. Padahal anggaran Kemenhan sangat besar kurang lebih Rp 131 triliun," katanya.
Dengan demikian, Ubedilah menyarankan untuk kembali dilakukan pengecekan anggaran besar tersebut digunakan untuk alutsista apa saja.
"Perlu dicek anggaran besar ini untuk alutsista apa saja," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: