Begitu dikatakan Husnan Bey Fananie, Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan periode 2016-2020 saat menerima kunjungan International Politics Forum (IPF).
Salah satu bahasan dalam pertemuan itu adalah konflik yang terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan dan Armenia.
Direktur Eksekutif IPF, Aprilian Cena mengatakan, bahwa dukungan Indonesia pada Azerbaijan bukan sekadar amanat konstitusi. Tetapi, juga pada rekam jejak sejarah.
“Titik temu antara Indonesia dan Azerbaijan adalah faktor historis dari keterlibatan kedua negera ini dalam menciptakan gerakan non blok di masa Perang Dingin," ujar Cena dalam keterangannya, Minggu (3/1).
Hal tersebut pun diamini Husnan Bey Fananie. Hingga saat ini, kata dia, hubungan kedua negara memiliki beberapa fokus, antara lain investasi, kemitraan perdagangan, dan energi dalam hal ini minyak mentah.
"Adanya kerjasama bilateral di bidang perdagangan semakin meningkat setiap tahun, namun kerjasama ini lebih cocok untuk Azerbaijan karena pentingnya minyak bagi Indonesia," katanya.
Lanjutnya, Indonesia dan Azerbaijan juga memiliki kerjasama dalam bidang kebudayaan. Salah satunya melalui The Indonesian Cultural Festival (ICF).
"Tidak hanya sebagai ajang pengenalan budaya Indonesia saja, melalui ICF secara implisit Indonesia juga melakukan
nation branding di Azerbaijan. Hal ini akan berdampak positif pada enam sektor di Indonesia yaitu pariwisata, pemerintahan, investasi, ekspor,
people, dan
culture and heritage," jelasnya.
Sambung Husnan, salah satu kerjasama yang saat ini sedang ditingkatkan adalah bidang pariwisata berupa visa masuk gratis bagi pemegang paspor Azerbaijan.
"Visa masuk gratis bagi pemegang paspor Azerbaijan dan
farm trip berupa Trade Expo Indonesia yang memuat pengusaha asal Azerbaijan di Indonesia," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: