Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Hanya Profesional, Calon Kapolri Juga Harus Ikuti Tren Kejahatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 10 Januari 2021, 02:13 WIB
Tak Hanya Profesional, Calon Kapolri Juga Harus Ikuti Tren Kejahatan
Ilustrasi/Net
rmol news logo Siapa sosok yang akan menggantikan peran Jenderal Idham Azis sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) belum bisa dipastikan.

Ada 5 Jenderal bintang tiga yang nama-namanya telah diserahkan Kompolnas kepada Presiden Joko Widodo. Bola pun kini berada di tangan Jokowi untuk mendapatkan sosok Kapolri yang akan mengemban sejumlah tugas berat.

Di luar nama-nama yang sudah diajukan Kompolnas, publik pun berharap Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis nanti punya kapabilitas yang lebih canggih dalam menyikapi perkembangan kejahatan yang muncul saat ini.

"Tentu saja harus profesional, pun mengikuti tren kejahatan atau gangguan keamanan, dan memahami hukum serta regulasi," ucap pengamat intelijen, keamanan, dan pertahanan, Susaningtyas NH Kertopati, melalui keterangannya, Sabtu (9/1).

Sebab, menurut Nuning Kertopati, kejahatan dan gangguan keamanan saat ini telah semakin canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan. Sehingga calon Kapolri nanti harus mampu mengikuti perkembangan yang ada saat ini.

Selain itu, Nuning juga punya sejumlah syarat lain agar sosok Kapolri pengganti Idham Azis nanti adalah sosok yang ideal di posisinya.

Syarat pertama, calon Kapolri tidak berpolitik. Tapi dia harus paham perkembangan politik.

Berikutnya, lanjut Nuning, calon Kapolri harus sosok yang cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terutama, kelompok-kelompok kanan maupun kiri yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.

"Yang utama, memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya terorisme, radikalisme, narkoba, kejahatan jalanan atau kriminalitas," papar Nuning.

"Dan memiliki pengetahuan cukup mekanisme dan strategi penanggulangannya sehingga mampu hadapi ancaman faktual dan potensial," sambungnya.

Kemudian, calon Kapolri juga harus punya kemampuan komunikasi dengan bahasa-bahasa internasional. Hal ini tak lepas dari prioritas yang harus dilakukan kepolisian menyikapi makin maraknya kejahatan siber di tanah air.

"Saat ini, peretasan ke infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber," tegas Nuning.

Terakhir, Nuning juga berharap seluruh anggota Polri memiliki pengetahuan baik terhadap sosial budaya setempat. Bahkan Nungung menyarakan mereka memiliki pengetahuan sosiologi yang cukup yang nantinya bisa menunjang semua tugas yang dijalani. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA