Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Juliari Mesti 'Nyanyi' Kalau Tak Mau Dihukum Mati Sendirian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 13 Januari 2021, 08:53 WIB
Juliari Mesti 'Nyanyi' Kalau Tak Mau Dihukum Mati Sendirian
Mantan Menteri Sosial, Juliari Batubara/Net
rmol news logo Penggeledahan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di 2 lokasi pada Selasa kemarin (12/1), terkait kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos), menyiratkan ada pihak lain yang ikut mencicipi 'kue' bansos selain mereka yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Sebab, berdasarkan informasi dihimpun, salah satu rumah yang digeledah diduga milik orang tua anggota DPR Fraksi PDIP, Ihsan Yunus.

Bisa jadi, informasi yang mendasari penggeledahan tersebut merupakan hasil dari pemeriksaan para tersangka yang telah dilakukan penyidik KPK.

Untuk itu, Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, berharap mantan Menteri Sosial, Juliari Batubara, mengungkap semua pihak yang ikut terlibat dalam korupsi bansos sembako untuk wilayah Jabodetabek tersebut.

"Juliari mesti 'nyanyi' kalau enggak mau dihukum mati sendirian, termasuk lagu #TangkapAnakPakLurah," ujar Gde Siriana, Selasa (12/1).

Ia pun menilai tak hanya bansos yang jadi lahan rebutan para koruptor. Bahkan proses pemberian vaksin Covid-19 hingga bantuan langsung tunai juga dinilai bakal jadi incaran pihak-pihak yang ingin memperkaya diri sendiri dengan cara yang keliru.

"Tampaknya Bansos, Vaksin, BLT, jadi sedikit daging yang tersisa yang masih bisa direbutin, setelah infrastruktur macet," tambahnya.

"Nanti kalau sudah tinggal tulang, utang sudah susah, semua yang pegang tiang-tiang penyangga agar rezim bisa berdiri akan pada kabur," demikian Gde Siriana. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA