Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Airlangga Dan AHY Unggul Poling Twitter, Akademisi: Ketum Parpol Paling Realistis Maju Pilpres 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 15 Januari 2021, 21:54 WIB
Airlangga Dan AHY Unggul Poling Twitter, Akademisi: Ketum Parpol Paling Realistis Maju Pilpres 2024
Akademisi dan Pengajar Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno/Net
rmol news logo Perbincangan calon presiden (capres) 2024 memang tidak pernah membosankan untuk didengar, karena selalu menghadirkan banyak prediksi baru meski masih terlalu dini ditakar-takar untuk menuju tanggal mainnya.

Hal itu terbukti saat Kantor Berita Politik RMOL memunculkan satu poling 'Capres 2024' di salah satu media sosial, yaitu Twitter.

Pertanyaan terbuka disampaikan kepada para netizen, dengan mengerucutkan empat nama ketua umum partai politik (parpol). Di mana, tiga di antaranya ialah berasal dari parpol lingkaran penguasa dan satu di luar penguasa.

Jika disebutkan, mereka-mereka ini antara lain Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY).

Alhasil, mayoritas pengguna Twitter yang mengikuti poling ini selama 24 jam sejak tanggal 13-14 Januari, lebih banyak memilih Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dengan persentase 58,6 persen dari 4.310 suara netizen.

Sisanya, lari kepada tiga ketum lainnya dengan urutan kedua terbanyak ditempati AHY yang memperoleh suara 32,6 persen. Kemudian disusul oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri 6,2 persen dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 2,7 persen.

Namun, beberapa pengguna Twitter turut mengajukan nama lain di luar 4 nama ketum parpol tersebut. Di antaranya ada yang menyebut nama Anies Baswedan, Rizal Ramli,  Ahmad Saikhu, Gatot Nurmantyo, Susi Pudjiastuti, Sultan Hamengkubuwana X, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, hingga Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.

Dari hasil poling ini, Akademisi yang sekaligus Pengajar Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno meyakini poling yang dilakukan ini memancing opini publik berkembang terkait pencapresan di 2024 mendatang.

"Meski tak bisa jadi tolak ukur, namun seringkali hasil (poling) bisa memancing pergunjingan opini publik. Setidaknya ada preferensi lain di luar survei yang kerap publik omongkan," ujar Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat malam (15/1).

Meski akurasi poling dan survei memiliki metode berbeda, baik dari pertanyaan dan berbagai macam hal yang digunakan di dalamnya, setidaknya menurut Adi ini bisa memperlihatkan perkembangan dinamika politik pencapresan kian berubah.

Sebab dengan mengamati poling di Twitter ini, Adi melihat ada faktor lain yang membuat seorang tokoh itu dianggap layak oleh masyarakat untuk maju menjadi pemimpin suatu negara. Yaitu, kedudukannya di dalam partai politik.

"Di luar elektabilitas, ketum parpol paling realistis maju Pilpres 2024. Berkaca pula pada pilpres 2019 lalu, parpol yang bisa majukan capres dan cawapresnya sendiri akan banyak mendapatkan berkah elektoral," ungkapnya.

Karena itulah Direktur Eksekutif Parameter Politik ini menilai, faktor menjadi 'Ketua Umum Partai' bisa memberikan keuntungan lebih banyak dalam proses pemilu.

"Inilah yang akan membuat ketum parpol akan ngotot maju nantinya. Tujuannya ganda. Menang Pilpres dan amankan suara pileg," ucap Adi Prayitno.

"Sementara nama-nama populer tapi tak punya ‘karpet merah’ tak akan mudah juga maju Pilpres.Karena syarat maju harus dari dukungan parpol. Ini bakal rumit bagi tokoh yang tak punya dukungan parpol memadai," demikian Adi Prayitno. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA