Hal tersebut ditekankan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera dalam diskusi virtual Indonesia Leader Talks, bertema 'Kapolri: Titipan atau Idaman?', Jumat malam (15/1).
Ia menjelaskan, publik tak perlu lagi menilai seorang Kapolri berdasarkan agama yang dianut, melainkan lebih kepada rekam jejak kinerjanya sebagai anggota Polri.
“Sudah saatnya kita lihat seseorang itu berbasis (rekam jejak). Boleh jadi muslim, tapi (kalau) dia kriminalisasi ulama?†kata Mardani.
Saat ini, publik tengah menunggu hasil
fit and proper test calon Kapolri pilihan Presiden Joko Widodo, yakni Komjen Listyo Sigit Prabowo.
“Kita berdoa siapa pun Kapolri nanti, dia harus rukun dengan ulama, tidak ada kriminalisasi terhadap ulama, dan yang paling utama betul-betul menegakkan hukum dengan adil,†katanya.
Nantinya, Komjen Sigit yang sebelumnya menjabat Kabareskrim Polri ini diharapkan mampu menghapus
mindset bahwa polisi jujur hanyalah 'polisi tidur' dan Kapolri ke-5 RI, Hoegeng Iman Santoso yang sudah melekat di masyarakat.
“Enggak boleh lagi kita bilang cuma ada dua polisi yang jujur, Hoegeng sama 'polisi tidur'. Polisi sekarang harus jujur," tandasnya.
Dalam diskusi daring tersebut, turut hadir pula beberapa tokoh seperti politisi PKS, Muhammad Nasir Djamil; pengamat politik, Rocky Gerung; dan peneliti senior LIPI, Prof Indria Samego.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: