Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ahli Sosiologi Hingga Antropologi Diminta Terlibat Dalam Penanganan Pandemi Covid-19, Begini Alasannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 16 Januari 2021, 15:25 WIB
Ahli Sosiologi Hingga Antropologi Diminta Terlibat Dalam Penanganan Pandemi Covid-19, Begini Alasannya
Serial diskusi daring Smart FM bertajuk "Bagaimanapun Vaksin Sudah Dimulai"/Net
rmol news logo Para pakar dan ahli sosiologi serta antropologi diharapakan untuk terlibat dalam menangani pandemi Covid-19. Pasalnya, vaksinasi bukanlah segala-galanya dalam menangani pandemi ketika tertib protokol kesehatan masih dikesampingkan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Smart FM bertajuk "Bagaimanapun Vaksin Sudah Dimulai", Sabtu (16/1).

"Yang harus dilakukan kita semua adalah justru ahli ahli sosiologi itu coba merumuskan cara bagaimana secara sosiologis membuat masyarakat itu bisa tertib. Karena kita ini yang tidak tertangani ini di sektor hulu," kata Melki.

Politikus Golkar ini menyatakan, kampanye hingga pidato presiden sudah ratusan kali mengingatkan warganya agar tertib protokol kesehatan namun selalu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Sebab dibenturkan dengan kondisi yang dilematis juga.

"Pidato, kampanye presiden saya kira bicara ratusan kali, seluruh kita bicara ribuan kali, dan prokes juga gak jalan. Di lapangan itu orang lebih berfikir ya sudahlah kalau memang saya kehendak semesta ini harus kena Covid-19, apa boleh buat saya mesti cari makan untuk anak isteri saya," tuturnya.

Atas dasar itu, Melki menilai perlunya evaluasi yang komprehensif dengan melibatkan banyak pihak. Termasuk dengan menggunakan pendekatan sosiologis hingga antropologis agar seluruh warga negara tertib protokol kesehatan dan pandemi Covid-19 segera berlalu.   

"Ini yang menurut kami, kita harus mulai mengevaluasi dengan melibatkan berbagai pendekatan dan jangan cuma pendekatan politik kesehatan semata, tapi antropologis, sosiologis juga coba masuk untuk memikirkan," ucapnya.

"Sekali lagi vaksin itu bukanlah hal yang utama dan segala-galanya, dia akan berproses dan butuh waktu. Tapi, upaya proses vaksinasi ini bisa menjadi terganggu apabila ada masalah soal-soal tadi itu. Jadi aspek sosiologis yang tidak tertangani," demikian Melki.

Narasumber lain dalam diskusi daring tersebut yakni Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, Epidemiolog, University of North Carolina, USA Juhaeri Mukhtar, Senior Biostatistician, European Organisation for Research and Treatment of Cancer, EU Baktiar Hasan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA