Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Vaksin Merah Putih, Erick Thohir: Sayang Sekali Kalau Rp 70 Triliun Mengalir Ke Luar Negeri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 20 Januari 2021, 23:32 WIB
Dukung Vaksin Merah Putih, Erick Thohir: Sayang Sekali Kalau Rp 70 Triliun Mengalir Ke Luar Negeri
Menteri BUMN, Erick Thohir/Net
rmol news logo Upaya pemerintah dalam menanggulangi Pandemi Covid-19 telah dilakukan salah satunya mendatangkan vaksin impor dari berbagai negara sahabat dan juga membuat vaksin secara mandiri.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu yang dikatakan Menteri BUMN Erick Thohir ketika melaksanakan rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (20/1).

“Kami tidak hanya fokus di pengadaan atau produksi, tetapi tidak kalah pentingnya kami juga terus memantau vaksin Merah Putih, kami di Biofarma tentu di kementerian terus melihat perkembangan vaksin merah putih," ucap Erick Thohir.

Erick mengatakan, vaksin yang dibuat saat ini bukan seperti vaksin flu burung. Namun, dalam pencegahannya tidak hanya mengandalkan vaksinasi melainkan harus dengan mentaati protokol kesehatan.

“Vaksin ini tidak lain seperti flu yang di mana, tetap kita harus taat, protokol kesehatan memakai masker jaga jarak dan cuci tangan,” katanya.

Indonesia sendiri, lanjut Erick, telah melakukan berbagai penelitian untuk membuat vaksin secara mandiri tidak tergantung impor.

“Tapi setiap tahun sementara harus divaksin, jadi sayang sekali kalau Rp 70 triliun itu harus mengalir ke luar negeri. Karena itu vaksin merah putih kami sangat serius dan karena itu Biofarma terus memantau vaksin Merah Putih, dan kita sudah bekerja sama para universitas-universitas,” urainya.

Adapun universitas yang digandeng pemerintah saat ini yakni UI, ITB, UGM, dan UNPAD. Di UNPAD metode pembuatan vaksin itu sendiri menggunakan sistem protein recombinand.

“Komisi VI kita ada PNM meningkatkan daripada produksi kita yang tadinya hanya virus dimatikan ada lagi protein rekombinan. Kalau Unair lebih kepada viral factor ini juga teknologinya kita sudah siapkan kalau nanti yang nemuin ini kita juga bisa siapkan,” bebernya.

Lain halnya dengan ITB, kampus teknik termasyhur di Bandung ini mengombinasi dua sistem yakni protein recombinan dan viral factor.

“UI ini lebih tinggi lagi pak MRNA ini kayak Pfizer, ini juga dukungan komisi VI kita tingkatkan kita punya teknolgi,” imbuhnya.

“Jadi vaksin merah putih walaupun saat ini kita fokus dengan yang ada mudah-mudahan di tahun 2022 atau 2023, kita punyalah,” tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA