Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pandji Perlu Lebih Mengenal Muhammadiyah, Agar Tidak Keliru Menilai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 21 Januari 2021, 11:40 WIB
Pandji Perlu Lebih Mengenal Muhammadiyah, Agar Tidak Keliru Menilai
Komika Pandji Pragiwaksono/Net
rmol news logo Pernyataan kontroversial komika Pandji Pragiwaksono yang menyebut Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) terlalu elitis hingga masyarakat di kalangan bawah lebih banyak simpati terhadap Front Pembela Islam (FPI) dinilai keliru.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan menyarankan Pandji untuk mengenal Muhammadiyah terlebih dahulu sebelum menyimpulkan kiprah ormas yang lahir sebelum Republik Indonesia lahir.   
"Sepertinya Pandji perlu lebih mengenal Muhammadiyah, agar tidak keliru menilai Muhammadiyah," kata Budi Setiawan menanggapi video Pandji yang viral saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (21/1).

Budi Setiawan menuturkan, Muhammadiyah dalam hal ini MDMC terus berikhtiar memberikan apa yang masyarakat butuhkan. MDMC, lanjutnya, memiliki relawan tersebar di seluruh penjuru tanah air untuk mengulurkan tangannya membantu sesama anak bangsa yang konsentrasinya dalam hal penanggulangan kebencanaan.

Namun begitu, Budi menyadari bahwa Muhammadiyah barangkali kurang terekspos di media.

"Jadi kadang kami kurang upload di medsos. Akhir-akhir ini kami belajar untuk ikut melaporkan kegiatan kami via medsos," demikian Budi Setiawan.

Dalam perbincangannya dengan sesama komika yang diunggah di akun YouTube miliknya, Pandji Pragiwaksono menilai bahwa FPI semakin disukai masyarakat kalangan bawah karena Muhammadiyah dan NU terlalu elitis.

Pandji mengutip pernyataan yang pernah disampaikan sosiolog, Thamrin Amal Tomagola yang menyebut ada banyak simpatisan FPI di kalangan bawah karena ormas yang sudah dinyatakan bubar itu selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.

“Ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian nggak bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar Pandji.

“Kata Pak Tamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa. Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh ngga ke situ, warga justru ke FPI. Makanya mereka pada pro FPI, karena FPI ada ketika mereka butuhkan,” sambungnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA