Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Investor Pemula Rugi, DPR Dorong OJK Dan BEI Gencarkan Edukasi Pasar Modal Dan Perkuat Perlindungan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 21 Januari 2021, 17:24 WIB
Investor Pemula Rugi, DPR Dorong OJK Dan BEI Gencarkan Edukasi Pasar Modal Dan Perkuat Perlindungan
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi/Net
rmol news logo Situasi pandemi Covid-19 sebenarnya memberikan berkah bagi industri pasar modal. Sepanjang masa pagebluk tahun lalu, jumlah investor melesat hingga 56 persen jadi 3,87 juta Single Investor Identification (SID) dari posisi akhir 2019. Dari jumlah itu, investor saham meroket 53 persen jadi 1,68 juta SID.

Tidak hanya itu, jumlah investor aktif harian hingga 29 Desember 2020 terdapat 94,000 investor, atau melonjak 73 persen dibandingkan akhir 2019. Investor aktif harian adalah investor yang setidaknya melakukan satu kali transaksi dalam satu hari.

Selain itu, investor aktif ritel juga tercatat tumbuh empat kali sepanjang 2020. Per Januari 2020 rata-rata frekuensi transaksi harian investor ritel sekitar 51.000 transaksi, sedangkan per Desember 2020 rata-ratanya menjadi sekitar 206.000 transaksi.

Sayangnya, berkah ini tidak selalu berbuah manis. Belakangan heboh diberitakan marak investor ritel, terutama investor pemula yang berinvestasi saham menggunakan dana hasil utang dan menggadaikan aset atau "uang panas".

Parahnya lagi, ada testimoni investor yang hingga meminjam dari 10 aplikasi pinjaman online mencapai Rp 170 juta untuk membeli saham tertentu di saat harga naik, namun kemudian harga saham anjlok dan "nyangkut".

Fenomena ini heboh di media sosial beberapa waktu terakhir. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi menyampaikan keprihatinanya atas fenomena tersebut.

Sebab di saat banyak investor pemula euforia dan berlomba-lomba berinvestasi saham di tengah pandemi, namun mereka bukannya untung malah buntung, karena tidak teredukasi dengan baik soal bagaimana seharusnya berinvestasi di pasar modal.

"Seharusnya melonjaknya minat investor domestik di tengah pandemi ini sudah diantisipasi oleh Otoritas dan Bursa Efek Indonesia sebagai regulator dan otoritas yang menaunginya," ungkap Fathan dalam keterangannya, Kamis (21/1).

Menurutnya, OJK dan BEI seharusnya menggencarkan edukasi pasar modal bagi masyarakat seluas-seluasnya. Apalagi di situasi sulit di tengah pandemi seperti saat ini, masyarakat juga sedang berjuang untuk bisa bertahan secara ekonomi. Karena itu peran otoritas dalam melindungi kepentingan investor sangat diperlukan.

"Jangan sampai tingginya minat investor lokal saat ini, namun kemudian disusul fenomena banyak investor rugi karena tidak teredukasi dengan baik hanya membuat masyarakat kapok untuk berinvestasi di pasar modal," ujarnya.

Fathan menekankan peristiwa investor investasi saham dengan dana hasil utang kemudian nyangkut sebenarnya bisa dicegah, jika OJK dan BEI menjalankan fungsi edukasinya dengan baik. Apalagi peran investor domestik yang terus meningkat ini sangat diperlukan agar menopang daya tahan pasar modal domestik di tengah gejolak di masa pandemi, dan tidak lagi tergantung dengan investor asing.

"Investor-investor pemula ini adalah investor masa depan pasar modal Indonesia. Karena itu tingginya minat mereka berinvestasi di pasar modal harus direspons dengan baik oleh otoritas. Jangan sampai mereka kapok berinvestasi di instrumen investasi legal dan akhirnya kembali memilih berinvestasi di instrument investasi bodong," pungka Fathan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA