Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tuntut Penyelesaian Kasus Rasisme Terhadap Pigai, Mahasiswa Papua Di Banten: Apakah Kami Pernah Buat Salah?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 26 Januari 2021, 17:40 WIB
Tuntut Penyelesaian Kasus Rasisme Terhadap Pigai, Mahasiswa Papua Di Banten: Apakah Kami Pernah Buat Salah?
Mahasiswa Papua di Banten menggelar aksi damai terkait rasisme yang menimpa Natalius Pigai/RMOLBanten
rmol news logo Reaksi dari warga Papua atas insiden rasisme yang dialami mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, terus bermunculan di berbagai daerah.

Seperti yang dilakukan mahasiswa asal Papua di Banten yang mendesak kasus rasisme terhadap Natalius Pigai segera diselesaikan.

Pigai yang merupakan warga asli Papua disudutkan Ambrocius Nababan dengan cara menyandingkan foto Natalius Pigai dengan Gorila.

Salah satu mahasiswa asal Papua di Banten, Frans Yohanes Miokbun mengatakan, pemerintah Indonesia harus bertindak tegas mengatasi masalah rasisme agar tidak ada permusuhan di antara sesama masyarakat Indonesia.

"Kami orang Papua bagian dari Warga Negara Indonesia, kami juga manusia, kami bukan hewan peliharaan," kata mahasiswa Untirta Banten itu kepada Kantor Berita RMOLBanten, Selasa (26/1).

"Kalau pemerintah tidak tegas lebih baik pemerintah Indonesia melepaskan kita, untuk menentukan nasib sendiri, melepaskan kita untuk merdeka," tegasnya.

Menurut Frans, permasalahan rasisme sering dilontarkan kepada masyarakat Papua, bahkan sengaja diproduksi oleh kelompok tertentu untuk memarginalkan Papua.

"Kami yang rasnya kulit putih dan rambut lurus rasisme hinaan sebutan hewan. Bagi kami orang Papua sudah menjadi tradisi atau budaya bagi mereka," ungkap Frans.

Frans pun mempertanyakan kelompok yang terus menerus menghina orang Papua. Padahal, orang Papua tidak pernah membenci perbedaan kulit, maupun adat dan budaya. Orang Papua selama ini hidup aman tentram tanpa menyudutkan kelompok di luar Papua.

"Kenapa mereka melontarkan rasisme? Kita disamakan dengan hewan, monyet, gorila, dan masih banyak lagi, apakah kami pernah buat salah kepada mereka? Kami selama ini hidup rukun dan damai, kami tidak pernah membenci saudara-saudara kami yang beda ras, kenapa mereka benci kami?" tanya Frans.

"Saya meminta dengan homat kepada pemerintah harus bersikap tegas untuk mengambil kebijakan dalam mengatasi kelompok rasisme," tutup Frans. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA