Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pastikan Kebutuhan Vaksin di Indonesia Cukup, Menkes: Ada Lima Sumber Yang Kita Dapat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Sabtu, 30 Januari 2021, 14:48 WIB
Pastikan Kebutuhan Vaksin di Indonesia Cukup, Menkes: Ada Lima Sumber Yang Kita Dapat
Budi Gunadi Sadikin dalam acara webinar bertajuk 'Vaksin Covid-19 untuk Indonesia'/Repro
rmol news logo Kebutuhan vaksin Covid-19 di Tanah Air, ditegaskan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, akan terpenuhi.

Sebab dia mengatakan, Indonesia telah berhasil melakukan negosiasi bilateral dengan sejumlah negara produsen vaksin Covid-19 untuk memberikan kuota pembelian, dan bekerjasama dengan satu organisasi internasional untuk mendapatkan vaksin gratis.

"Jadi sekali lagi saya ingin menyampaikan, kita memiliki empat sumber vaksin yang kita langsung melakukan negosiasi bilateral, dan satu sumber vaksin yang kita lakukan di organiasasi multilateral," ungkap Budi dalam webinar bertajuk 'Vaksin Covid-19 Untuk Indonesia', Sabtu (30/1).

Lebih rinci, mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menyebutkan jenis-jenis vaksin yang didapat dari lima sumber yang berbeda tersebut.

Di antaranya, dari perusahaan China bernama Sinovac sebanyak 125 juta dosis, perusahaan Jerman dan Amerika Serikat bernama Pfizer sebanyak 50 juta dosis, perusahaan asal London bernama AstraZeneca sebanyak 50 juta, perusahaan Amerika Serikat dan Kanada bernama Novavac sebanyak 50 juta, dan organisasi WHO bernama GAVI yang menjanjikan memberikan gratis vaksin sebanyak 18 juta hingga 108 juta dosis.

Oleh karena itu, Budi menyatakan Indonesia beruntung bisa mendapatkan kebutuhan vaksin dari lima sumber tersebut. Pasalnya, banyak negara-negara yang kesulitan mendapatkan vaksin.

Sebab kata Budi, vaksin yang diproduksi sejumlah negara memiliki kapasitas yang sangat terbatas. Sementara, vaksin yang dibuthkan seluruh negara di dunia mencapai 11 miliar dosis atau lebih tinggi dari kapasitas produksinya per tahun yang hanya 6,2 mililar.

"Jadi bayangkan, perebutan untuk mendapatkan vaksin ini sangat tinggi di dunia. Kita beruntung sudah mendapatakan vaksin ini," tuturnya

"Indonesia beruntung, kita termasuk dari 40 negara pertama yang bisa melakukan vaksinasi ini, termasuk Uni Eropa melakukan negosiasi langsung dan untuk seluruh negaranya," demikian Budi Gunadi Sadikin.

Rencanya, implementasi penyuntikan vaksin di Indonesia dilakukan selama 15 bulan, dengan sasaran vaksinasi 70 persen dari total populasi yang sebanyak 181 juta orang berumur 18 tahun ke atas.

Adapun, masyarakat yang tidak memiliki kualifikasi umur tersebut, termasuk orang-orang yang memiliki penyakit bawaan yang banyak serta ibu-ibu hamil, tidak akan masuk ke dalam sasaran vaksinasi Covid-19. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA