Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Imam Shamsi Ali: Istilah Radikalisme Jangan Didefinisikan Berdasarkan Kepentingan Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 16 Februari 2021, 16:09 WIB
Imam Shamsi Ali: Istilah Radikalisme Jangan Didefinisikan Berdasarkan Kepentingan Politik
Imam Besar Masjid Islamic Center New York Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali/Repro
rmol news logo Istilah radikalisme kerap kali didefinisikan secara sempit dengan berdasarkan pada kepentingan tertentu. Apalagi, kepentingan tersebut digunakan untuk politik semata.

Demikian disampaikan Imam Besar Masjid Islamic Center New York Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk "Beda Kritis dan Radikalis" pada Selasa (16/2).

"Jangan kemudian istilah-istilah termasuk radikalisme ini kita definisikan berdasarkan kepentingan. Apalagi lagi dengan kepentingan yang sempit, maksudnya apa? Hanya kepentingan politik," kata Imam Shamsi Ali.

Menurutnya, tuduhan radikal kepada mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB itu sungguh tidak berdasar.

Sebab, hanya karena Din Syamsuddin berbeda pandangan dengan Pemerintah lalu dituduh demikian dan dianggap sebagai sebuah ancaman.

"Kalau ternyata orang mengeluarkan pendapat tidak sejalan secara politik lalu dituduh radikal berarti bukan sebuah kejujuran. Jadi kalau mereka tidak sejalan dengan saya secara politik, apapun yang mereka katakan itu adalah ancaman," tuturnya.

Atas dasar itu, Imam Shamsi Ali mengajak semua pihak agar istilah-istilah dan nilai-nilai seperti toleransi, moderasi, radikalisme tidak didefinisikan sesuka hati berdasarkan kepentingan.

Bila itu terjadi, kata dia, maka akan terjadi kekisruhan yang tidak perlu.

"Maka jujurlah apa itu toleransi, intoleransi, radikalisme, moderasi, kita sampaikan apa adanya. Jangan kemudian didasarkan pada kepentingan atau rasa. Sebab kalau ini terjadi, akan ada kekisruhan," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA