Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Program Plasma BUMN, Pakar: Harus Ditiru Intitusi Lain Untuk Perbanyak Donor Plasma Konvalesen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 18 Februari 2021, 15:27 WIB
Dukung Program Plasma BUMN, Pakar: Harus Ditiru Intitusi Lain Untuk Perbanyak Donor Plasma Konvalesen
Pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah/Net
rmol news logo Program Plasma BUMN untuk Indonesia yang diluncurkan Menteri BUMN Erick Thohir patut didukung.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dikatakan pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, program itu sebagai bentuk dorongan Kementerian BUMN pada program Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen yang dicetuskan oleh Wakil Presiden Maruf Amin.

Program Plasma BUMN tersebut bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan dilaksanakan Satgas BUMN yang ada di semua provinsi yang bertujuan sebagai salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien Covid-19, meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.

Trubus menilai, apa yang dilakukan oleh Erick Thohir itu perlu ditiru oleh kementerian atau lembaga pemerintah serta pemerintah daerah untuk menekan angka kasus penderita Covid-19.

“Plasma itukan satu cara pencegahan yang baik, jadi menurut saya program itu memang bisa dikembangkan ketingkat kabupaten kota lain," ujar Trubur kepada wartawan, Kamis (18/2).

"Plasma kan mengambil ini dari orang yang sembuh dari Covid-19 terus dipindah ke pasien yang positif, jadi orang-orang yang di plasma itu jauh lebih sehat bisa bertahan, penguatan antibody,” imbuhnya.

Trubus menambahkan, gerakan donor plasma itu wujud kepedulian Erick terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan donor plasma untuk kesembuhan pasien positif Covid-19.

“Malahan kalau bisa, kita mendorong agar semuanya menjadi program nasional gitu, jadi nanti setidak-tidaknya nanti membentuk imun kelompok sendiri, jadi orang-orang yang di plasma itu jauh lebih sehat bisa bertahan,” ungkapnya.

Namun, Trubus berpendapat mahalnya biaya screening bagi calon pendonor plasma konvalesen menjadi kendala tersendiri bagi ketersediaan plasma,

Selain itu, ia menyebut biaya untuk mendapatkan plasma terbilang mahal. Untuk itu, ia meminta pemerintah untuk melakukan inovasi agar biaya lebih terjangkau.

“Saya sarannya supaya costnya jangan mahal-mahal, cuma dia yang efektif mengobati pasien Covid-19, karena dia terus punya imun kuat lebih kuat, diusahakan supaya itu lebih praktis lebih murah," pintanya.

"Kaya rapid test itukan dulu mahal, ternyata sekarang genose cuma Rp 15 ribu, kalau sekarang plasma masih mahal, tapi bagaimana ada inovasi yang kemudian menjadi murah, terjangkau oleh masyarakat umum jadi publik menikmati,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA