Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Wajar Jika Demokrat Mau Dicomot, Pangi Syarwi: Sedang Seksi-seksinya!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 26 Februari 2021, 10:34 WIB
Wajar Jika Demokrat Mau Dicomot, Pangi Syarwi: Sedang Seksi-seksinya<i>!</i>
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago/Net
rmol news logo Belakangan hari ini Partai Demokrat tengah digoyang isu kudeta hingga Kongres Luar Biasa, yang dianggap oleh banyak kalangan sebagai upaya mencaplok parpol besutan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, tidak masuk akal isu kudeta hingga KLB dilayangkan ke Demokrat.

"Apa asbabun nuzulnya (sebabnya)? Apakah karena elektabilitasnya rendah, apa karena program tidak tercapai? Atau tidak menginginkan lagi AHY, karena dia partai keluarga atau dinasti, atau tidak senang, atau menginginkan ketum diganti? Kan harus jelas," ujar Pangi saat dihubungi Kantor Berita Poltik RMOL, Jumat (26/2).

Jika melihat perkembangan elektabilitas parpol yang dirilis beberapa lembaga survei, justru Pangi melihat posisi Partai Demokrat sedang bagus-bagusnya, ketimbang sejumlah parpol elit lainnya.

Sementara, kalau melihat dari capaian kerja kepengurusan Partai Demokrat di bawah komando Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY), menurutnya tidak bisa dijadikan alasan untuk KLB karena belum ada evaluasi kepartaian di situ.

"Adakah yang tidak tercapai dari pemilihan kepala daerah atau yang lainnya? Kan begitu," sambung Pangi.

Maka dari itu, Pangi memandang isu KLB ini merupakan satu desain politis yang dilakukan penguasa untuk menduduki partai Demokrat, yang sudah mempunyai basis konstituen di dalam pemilihan.

"Artinya partai ini sedang seksi-seksinya diambil. Dan ini paket hemat ketimbang mendirikan partai, kan repot. Tapi mengakali partai cuma bayar DPC DPD," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA