Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kepala Daerah Terpilih Mulai Dilantik, Tugas Kendalikan Covid-19 Dan Dampaknya Sudah Menanti

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 26 Februari 2021, 14:18 WIB
Kepala Daerah Terpilih Mulai Dilantik, Tugas Kendalikan Covid-19 Dan Dampaknya Sudah Menanti
Anggota DPD RI, Fahira Idris/Ist
rmol news logo Rangkaian pelantikan kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2020 yang berlangsung di 270 daerah (pemilihan gubernur di 9 provinsi; pemilihan walikota di 37 kota; pemilihan bupati di 224 kabupaten) sudah mulai berlangsung.

Bagi kepala daerah yang sudah dilantik, tantangan yang langsung mereka hadapi saat ini jelas tidak mudah. Lantaran Indonesia masih berjibaku mengendalikan laju penyebaran Covid-19.

Sehingga, para kepala daerah terpilih dipastikan langsung dihadapkan dengan pekerjaan rumah besar. Yaitu mengantisipasi dan mencari solusi berbagai dampak pandemi yang saat ini sedang membelit kehidupan dan kesejahteraan rakyat di daerahnya masing-masing.

Nah, sebelum mulai bekerja, ada baiknya para kepala daerah ini mengingat kembali perjuangan masyarakat yang rela mendatangi TPS untuk menunaikan hak pilihnya pada Pilkada Serentak 2020 lalu walau kondisi masih pandemi.

Dengan kata lain, rakyat sudah siap berkorban agar wilayah mereka bisa dipimpin oleh sosok yang punya kemampuan mengatasi masalah yang ada.

Tak heran, di balik kerelaan datangi TPS, rakyat di daerah menyimpan harapan mendapat pemimpin yang mempunyai empati dan menghadirkan inovasi terhadap berbagai persoalan dan kesulitan yang dihadapi rakyat saat ini.

“Saat Anda (kepala daerah terpilih) diangkat sumpah, ingatlah bahwa yang mengantar Anda berada di posisi saat ini adalah hasil keikhlasan dan pengorbanan para pemilih yang tetap ke TPS walau di masa pandemi," ujar Fahira Idris melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (26/2).
 
"Mereka ingin Anda segera bekerja melakukan berbagai upaya mengendalikan Covid-19 dan segera formulasikan solusi dampak dari pandemi yang saat ini sedang membelit kehidupan dan kesejahteraan rakyat,” sambungnya.

Menurut Fahira, kemampuan seorang pemimpin diuji saat berada dalam situasi tidak normal seperti pandemi saat ini. Oleh karena itu agar bisa melewati ujian pandemi ini, dalam upaya mengendalikan laju penyebaran Covid-19, kepala daerah terpilih harus mempunyai visi jelas dan menjadikan sains dan data sebagai dasar kebijakan atau strategi mengendalikan virus.

Di antaranya berkolaborasi dengan para ilmuwan dan epidemolog yang ada di daerah masing-masing untuk menguatkan strategi penanggulangan dan meningkatkan kapasitas test, tracing, dan treatment (3T). Serta keterbukaan data dan informasi menjadi langkah awal yang bisa ditempuh.

Sementara, ditambahkan Fahira, dalam memformulasikan solusi dari dampak pandemi terutama ekonomi dan kesejahteraan rakyat, para kepala daerah tidak bisa bekerja ala kadarnya, apa adanya, seperti biasanya atau business as usual. Karena dalam situasi saat ini yang dibutuhkan adalah terobosan dan inovasi.

Untuk menguatkan pondasi ekonomi masyarakat perlu dibuat berbagai klaster program stimulasi ekonomi sesuai profesi. Stimulus bagi masyarakat yang berprofesi sebagai pelaku UMKM tentu berbeda dengan mereka yang berprofesi sebagai petani, nelayan, atau peternak.

“Jadikan sains dan data sebagai rujukan utama penanggulangan Covid-19 di daerah masing-masing. Untuk dampak terutama ekonomi, petakan profesi masyarakat di daerah masing-masing dan formulasikan stimulus seperti apa. Misalnya untuk peternak, yang bisa meringankan mereka di masa pandemi saat ini adalah bantuan pakan ternak atau untuk nelayan akan sangat terbantu jika ada program bantuan pemberian alat tangkap dan sarana pendukung lainnya,” pungkas Fahira Idris. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA