Dalam acara itu, Menko Luhut didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono, Gubernur Banten Wahidin Halim serta pejabat daerah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara
kick off rehabilitasi mangrove tahun 2021. Lokasi
kick off penanaman mangrove secara nasional pada tahun 2021 berlokasi di kawasan Hutan Lindung, yang dikelola Perum Perhutani, tepatnya di wilayah KPH Banten, BKPH Serang, RPH Tangerang.
Adapun area penanaman ini seluas kurang lebih 168 hektar ini dikelola bersama kelompok binaan Perhutani, LMDH Tanjung Tapas Jaya.
Menko Luhut menyampaikan bahwa luas hutan mangrove Indonesia sebesar 3,31 juta hektar dan merupakan 20 persen dari luas mangrove dunia. Namun, teridentifikasi 600 ribu hektar diantaranya kritis. Dengan demikian target rehabilitasi mangrove pertahun adalah seluas 150 ribu hektar dan program ini merupakan yang terbesar di dunia.
"Simbolis penanaman mangrove ini menandakan bahwa mulai hari ini kita semua harus bergerak cepat untuk mengejar target rehabilitasi mangrove tahun ini seluas 150 ribu hektar," tegas Menko Luhut.
Dia menyampaikan bahwa mangrove memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia, terutama melindungi dari dampak perubahan iklim. Mangrove dapat menahan ombak besar karena angin kencang dan tsunami.
Selain itu, mangrove juga memiliki potensi penyimpanan karbon yang besar dan daapt diperjualbelikan. Kawasan Mangrove juga dapat dinanfaatkan melalui pengembangan ekominawisata. Produk mangrove pun dapat diolah untuk dikonsumsi ataupun dijual sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat.
Kelebihan mangrove lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah kemampuannya untuk menyerap dan menyimpan karbon 4 kali lebih besar dari hutan tropis lainnya.
"Hutan di Indonesia termasuk mangrove mampu menyimpan karbon sekitar 75 persen dari rata-rata simpanan karbon dunia, dan itu bisa kita perjualbelikan untuk meningkatkan pendapatan negara, asalkan mangrove ini dijaga dengan baik," tandas Menko Luhut.
Presiden Joko Widodo sangat memerhatikan masalah lingkungan dan telah menetapkan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui Perpres Nomor 120/2020 untuk melaksanakan rehabilitasi mangrove di sembilan provinsi serta meminta Menko Luhut untuk mengoordinasikan kementerian dan lembaga terkait antara lain KLHK, KKP, dan Kemendes PDTT, serta mendorong pihak non pemerintah untuk dapat menyelesaikan rehabilitasi lahan kritis mangrove di seluruh provinsi selama 4 tahun ke depan dengan mengacu kepada one map mangrove nasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: