Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tanpa Kehadiran Wakil, Gubernur Aceh Bakal Kerepotan Mengurus 23 Daerah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 05 Maret 2021, 08:09 WIB
Tanpa Kehadiran Wakil, Gubernur Aceh Bakal Kerepotan Mengurus 23 Daerah
Pengamat politik Effendi Hasan/Net
rmol news logo Hingga memasuki Maret 2021, belum ada tanda-tanda Gubernur Aceh Nova Iriansyah segera didampingi wakil. Hal ini jelas memicu banyak pertanyaan di masyarakat Aceh.

Terlebih lagi, masa jabatan Nova sebagai Gubernur Aceh hanya sampai 2022. Dengan masa tugas yang sangat singkat, tugas gubernur tak akan maksimal jika tak dibantu oleh wakil gubernur.

Karena itu, pengamat politik Effendi Hasan mendesak partai pengusung untuk segera menentukan calon Wakil Gubernur Aceh sisa masa jabatan 2017-2022. Hal ini dilakukan agar proses pemerintahan Aceh berjalan efektif dan efisien.

"Saya pikir partai pengusung harus mengambil tindakan cepat. Dalam hal ini mengingat waktu yang sudah sangat mepet, kemudian juga mengingat tidak berjalannya pemerintahan yang efektif dan efisien," kata Effendi Hasan kepada Kantor Berita RMOLAceh, Kamis (4/3).

Menurut Effendi, publik Aceh bertanya-tanya mengapa hingga saat ini belum ada sosok wakil gubernur yang diusulkan oleh partai politik pengusung untuk mengisi lowongan itu. Publik jadi menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi sehingga partai politik pengusung urung memilih sosok pendamping Nova.

Sejak Nova Iriansyah dilantik menjadi Gubernur Aceh definitif sisa masa jabatan 2017-2022 oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian awal November 2020 lalu, sampai hari ini posisi Wakil Gubernur Aceh masih lowong.

Effendi mengatakan, Nova tak mungkin melakukan tugas-tugas pemerintahan. Tanpa seorang wakil, dia akan kelimpungan mengurusi roda pemerintahan untuk melayani 23 kabupaten/kota di Aceh.

Sehingga diperlukan seorang wakil untuk membantu tugas-tugas gubernur. Keduanya akan berbagi peran dan melaksanakan tugas sesuai peran masing-masing.

Kondisi inilah yang seharusnya direspons oleh partai politik pengusung. Melihat pentingnya wakil gubernur untuk menjalankan pemerintah Aceh yang efektif dan efesien.

"Kita hanya mendorong, kesempatan besar ini harus dimanfaatkan oleh partai pengusung. Sehingga roda pemerintahan Aceh dapat berjalan lancar," papar Effendi.

Terkait prediksi Nova bakal memimpin Aceh tanpa wakil sampai habis masa jabatan, Efendi menambahkan, itu semua tergantung langkah-langkah yang ditempuh partai pengusung.

Kalau terus lamban seperti selama ini, boleh jadi Nova bakal tak punya wakil sampai akhir jabatan.

Effendi memandang penting adanya komunikasi politik antara sesama partai pengusung. Pun komunikasi politik antara partai pengusung dengan Gubernur Aceh. Sehingga persoalan wagub ini bisa segera selesai. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA