Hal ini direspon oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, melalui keterangan tertulisnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/3).
"Mantan kader jangan baper. Bukan sinetron Korea ini. Jangan buat drama," ujar Herzaky.
Aksi menangis Darmizal, menurut Herzaky, seolah ingin menunjukkan jasa atau kontribusi besarnya bagi Demokrat. Padahal, pada pemilu serentak 2019 dia menolak membantu DPP memenangkan pemilihan legislatif.
"Pas kami butuh bantuan di Pileg 2019, pas survei Partai Demokrat lagi jatuh-jatuhnya, sekitar 3-4 persen, dengan ancaman gagal
electoral threshold, Darmizal malah kabur menjadi Relawan Jokowi," beber Herzaky.
"Begini sikap seorang kader setia dan militan? Kalau sudah berkhianat sebelumnya, tak heran kalau kemudian berkhianat lagi dengan membawa-bawa orang luar untuk dijadikan Ketua Umum dalam KLB dagelan yang tidak sah dan tidak dihadiri pemilik suara," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: