Sebabnya, masyarakat merasa terusik demokrasi di Indonesia sedang terganggu.
Hal itu disampaikan oleh Peneliti Senior LIPI, Prof Siti Zuhro yang menilai bahwa apa yang terjadi dengan Partai Demokrat saat ini berdampak pada reaksi dari semua elemen masyarakat.
"Mungkin tidak pernah menduga Partai Demokrat bahwa dengan adanya KLB Deli Serdang itu semua aktivis, akademisi, intelektual, peneliti apapun, pegiat demokrasi, pegiat pemilu bersuara, dan suaranya seperti yang kita dengar," ujar Siti Zuhro di acara Sarasehan Kebangsaan ke-41 yang diselenggarakan oleh DN-PIM bertajuk "
Menyoal KLB Partai Demokrat yang Beraroma Kudeta" Kamis (11/3).
Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) ini pun menilai, elemen masyarakat bukan membela Demokrat, melainkan membela demokrasi di Indonesia.
"Bukan membela Demokrat, tapi sedang berpihak pada demokrasi. Kita berpihak pada kebenaran sebenarnya. Dan kita sebagai rakyat terusik apalagi kita rakyat yang berpendidikan, tinggi lagi," jelas Zuhro.
"Jadi rasionalitas kita itu rasanya tersentuh. Ini yang kita harapkan memang partai politik belajar dari kasusnya Demokrat saat ini, seluruhnya," sambung Zuhro.
Dengan terjadinya KLB Demokrat sepihak di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), akan menjadi penentu apakah demokrasi di Indonesia akan berlanjut dan berkesinambungan ke depan atau dihentikan karena Demokrat diusik.
Sehingga menurut Zuhro, partai politik lainnya seharusnya memiliki empati kepada Demokrat karena sesama partai politik yang mengemban sebagai aset negara.
"Kita tidak punya sikap untuk sementara ini, empati tinggi, simpati yang tinggi dari sesama partai politik dengan kejadian yang terjadi adalah kejadian yang sedang dialami oleh partai Demokrat," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: