Djan Faridz sempat tergabung dan menjadi Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta yang menjadi kubu seberang dari PPP yang kini dipimpin Suharso.
"Elite PPP sadar bahwa pembelahan partai sama sakali tidak menguntungkan," kata Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul kepada redaksi, Sabtu (13/3).
Oleh karena itu, sambug Adib, jalan yang paling realistis saat ini ialah dengan islah untuk suksesi gelaran Pemilihan Umum dan Presiden 2024 yang akan datang.
"Karena kita tahu, saat PPP pecah perolehan suara di 2019 turun. Dan saya kira intenal PPP ini sudah mengetahui ketika partai terbelah setidaknya partai tidak memiliki kekuatan di akar rumput," ujar Adib.
PPP sebelumnya memiliki dua Ketua Umum yakni Djan Faridz hasil dari Muktamar Jakarta dan Suharso Manoarfa Plt Ketua Umum yang dihasilkan oleh Muktamar Pondok Gede pada 2016.
Islah ini ditandai dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa memberikan pidato pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-I PPP, di Hotel Pullman Jakarta kepada Djan Faridz yang kini menjabat Anggota Majelis Kehormatan PPP hasil muktamar Jakarta.
Dalam sambutan singkatnya, Djan Faridz berterimakasih dan siap akan membantu Ketua Umum Suharso Monoarfa untuk kemajuan PPP ke depannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: