Namun, bersatunya dua tokoh itu belum tentu langsung membuat elektabilitas partai berlambang Ka'bah itu langsung naik dan tidak berada di urutan buncit.
Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Sabtu (13/3).
"Belum tentu. Tapi bahwa PPP terlihat lebih solid saat ini, tentu saja merupakan modal awal untuk dapat berkiprah lebih baik di pemilu/pilpres serentak nanti," kata Ray Rangkuti.
Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyebut masih ada sejumlah faktor yang dibutuhkan PPP meskipun soliditas diinternal sudah berangsur membaik.
"Masih banyak sarat lain yang dibutuhkan. Misalnya, kiprah PPP sendiri di tengah masyarakat. Sejauh apa partai ini mengeluarkan berbagai aktivitas, sikap atau pikiran yang menuai pandangan positif dari masyarakat," jelasnya.
"Tanpa aktivitas seperti ini, sarat soliditas itu tidak cukup," imbuh Ray Rangkuti.
Apalagi, lanjut Aktivis 98' ini, basis massa PPP itu sangat sektoral. Yakni pemilih muslim moderat di Indonesia.
"Di ceruk ini, banyak partai yang juga bergiat. Ada PKB, PAN bahkan PKS. Tanpa pembeda dari partai lain, jelas akan menyulitkan PPP meraup suara," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: