Dhani menceritakan itu saat diwawancarai secara eksklusif oleh pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Jaya Suprana, dalam kanal Youtube Jaya Suprana Show, Senin (15/3).
Dalam kesempatan ini, Dhani blak-blakan menceritakan ketertarikannya kepada dunia politik yang ternyata sudah tumbuh sejak masih kecil.
"Sebenernya orang terlanjur mengenal saya sebagai musisi, orang enggak banyak tau bahwa ayah saya anggota DPR RI, ayah saya pensiunan DPR RI tahun 1971, menjadi anggota DPR GR tahun 1966," ujar Dhani.
Dhani mengungkapkan, ayahnya yang bernama Eddy Abdul Manaf saat menikahi ibunya sudah menjadi pensiunan anggota DPR.
"Dari tahun 1972 saya lahir, ayah saya sudah jadi pensiunan DPR RI, beli susu dari pensiunan DPR RI, begitu. Ya kalau darahnya darah politik, dan kakek saya TNI Angkatan Darat, dari kekek bapak, letnan dua tahun 40-an," tuturnya.
"Jadi itu darah ya, DNA. Jadi sebenarnya saya salah jalan jadi musisi," sambung Dhani berkelakar.
Dari situ, Jaya Suprana mulai penasaran dengan kiprah yang dimulai Dhani untuk bisa terjun aktif di dunia politik. Yang ternyata, Dhani sudah mulai akrab dan aktif di dunia politik sejak kecil.
"Semenjak kecil saya hidup di udara politik. Tahun 1982 saya mendukung PPP, saya masih SD, pemilu 1982. Yang enggak pilih PPP saya musuhin dulu. Tahun 1992 saya mendukung PDIP," cerita Dhani disambut gelak tawa oleh Jaya Suprana.
Setelah mengaku demikian, Dhani menceritakan alasannya mendukung PPP dan juga PDIP kala itu.
"Jadi ayah saya dulu di DPR itu Perti, dari partai Perti yang difusi menjadi PPP. Mungkin waktu itu terpengaruh ayah saya," beber Dhani.
"Begitu remaja kan saya
rebel, tahun 1992 saya mendukung PDIP, menentang arus. Saya ikut konvoi waktu dulu di Surabaya. Terus tahun 1999 baru saya menjadi caleg PKB," sambungnya.
Dhani juga menceritakan saat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif dari PKB yang saat itu dipimpin oleh Presiden keempat Gus Dur.
"Saya diajak dan suka, ya sudah. Tapi ditaruh Muhaimin Iskandar di Bali, ya enggak jadilah (menang). Mungkin kalau ditaruh di Surabaya jadi ya, tapi nasibnya mungkin berubah pada saat itu (kemungkinan cabut dari Dewa 19)," demikian Ahmad Dhani menambahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: