Sebab ternyata, perihal dualisme PPP berakhir dalam momentum itu. Karena, Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa bisa duduk satu meja di Rapimnas bersama tokoh senior PPP Djan Faridz.
Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa menyampaikan cerita di balik
islah PPP yang terjadi ini, dalam talk show virtual Obrolan Bareng Bang Ruslan
Kantor Berita Politik RMOL, bertajuk "Islah PPP: Rapatkan Barisan Gapai Kemenangan", Jumat (19/3).
Dalam kesempatan ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas itu mengaku telah lama membangun hubungan dengan Djan Faridz yang sempat membuat kubu lain PPP pada tahun 2014.
"Saya dengan Pak Djan Faridz tidak pernah ada masalah. Jadi pak Djan Faridz ini saya sudah berkawan dengan beliau sejak tahun 80-an," ujar Suharso Monoarfa.
Bahkan Suharso Monoarfa menceritakan, dirinya pernah bersaing di dunia usaha dengan Djan Faridz. Namun hubungan persaingan itu menjadi awal mula perkawanan mereka berdua.
"Dan kami
maintenance terus hubungan ini sampai dengan kemarin," sambungnya.
Tetapi, dengan bergabungnya Djan Faridz ke dalam struktur kepengurusan PPP sebagai Anggota Majelis Kehormatan Partai, Suharso Monoarfa merasa sangat bersyukur.
Karena, dia menilai Djan Faridz menjadi salah satu tokoh penting untuk membesarkan PPP ke depannya, dan termasuk untuk memperoleh kemenangan dalam pemilu di 2024 mendatang.
"Memang saya tidak tau apakah saya perayu. Tapi saya minta tolong ke Pak Djan Faridz bantu saya. Karena tidak mungkin partai ini ke depan tanpa tangan-tangan ajaib yang ikut membantu. Dan saya bilang, kapasitas Pak Djan Faridz sangat penting pada saat ini," ucap Suharso Monoarfa.
"Maka Pak Djan bergabung dengan kita sebagai majelis kehormatan. Jadi enggak ada istimewa. Yang istimewa buat orang yang tidak tau kedekatan kami," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: