Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Putra Nababan: BWF Harusnya Punya Terobosan Untuk Periksa Kesehatan Atlet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Jumat, 19 Maret 2021, 18:06 WIB
Putra Nababan: BWF Harusnya Punya Terobosan Untuk Periksa Kesehatan Atlet
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan/Net
rmol news logo Masyarakat Indonesia mengecam tersingkirnya tim bulutangkis Indonesia dari ajang All Englang 2021 secara terpaksa, bukan karena kalah saat bertanding.

Tim Indonesia dipaksa mundur setelah Pemerintah Inggris meminta mereka untuk melakukan isolasi selama 10 hari, menyusul ada penumpang yang satu pesawat dengan mereka dari Istanbul ke Birmingham dinyatakan positif Covid-19.

Pihak Badminton World Federation (BWF) yang membawahi All England akhirnya memutuskan melarang seluruh atlet Indonesia menyelesaikan pertandingan mereka.

Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mengatakan, pihaknya menghormati keputusan Pemerintah Inggris terkait protokol kesehatan untuk melindungi warganya dari ancaman penyebaran pandemi Covid-19.

"Pastilah kita menghormati aturan protokol kesehatan yang ada di setiap negara, seperti kita juga mengharapkan semua negara mengharapkan mematuhi protokol kita. Ya itu sudah pasti, kita junjung tinggilah, karena mereka yang paling tahu kondisi negaranya masing-masing," ucap Putra Nababan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/3).

Namun, politikus PDI Perjuangan ini menyayangkan sikap BWF dan panitia penyelenggara All England 2021 yang tidak bisa menjadi tuan rumah yang baik di tengah pandemi Covid-19 ini.

Seharusnya, kata Putra Nababan, BWF memiliki terobosan dalam melakukan screening kesehatan para atlet, sehingga seluruh atlet bisa ikut pertandingan.

"Mengapa? Karena sebenarnya yang terjadi terhadap tim Indonesia itu sudah bisa diprediksi. Artinya, yang mau saya sampaikan adalah BWF dan Federasi Bulutangkis Inggris sebagai tuan rumah, seharusnya punya terobosan medis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan," ujarnya.

"Harus ada terobosan kebijakan itu," tegasnya.

Mantan jurnalis televisi ini memberikan contoh, seperti mencari tahu atlet itu sudah divaksin dan dia divaksin tanggal berapa. Sehingga sistem imun dia sudah mencapai sempurna atau sangat tinggi.

"Kita ketahui tim bulutangkis kita sudah dua kali divaksin, itu kan tinggal dites darahnya dan dilihat imune system-nya. Yang kedua, bisa ada kebijakan isoman itu tiga hari setelah itu diperiksa PCR. Dengan imune system seperti itu, tidak harus nunggu 10 hari," paparnya.

Kemudian yang ketiga, lanjut Putra Nababan, penyelenggara seharusnya bisa mewajibkan semua tim yang berlaga, untuk dateng 10 hari sebelum pertandingan.

"Jadi, terobosan-terobosan itu enggak dilakukan. Kan bisa 10 hari sebelum memulai pertandingan mereka isoman dulu, semuanya bisa. Sehingga mereka bisa ada di daerah yang steril, di situ ada lapangan bulutangkis sehingga mereka saat isoman bisa latihan, mereka bisa diperiksa kesehatannya terus. Jadi ini enggak sesimpel itu, enggak sesederhana itu," tegasnya.

"Jangan menjelaskan kepada rakyat Indonesia ini apes! Gitu lho. Engak ada apes. Saya menentang, apapun bentuk jawabannya yang ujung-ujungnya mau mengatakan ini apes," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA