Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rachmat Gobel: Tahan Impor Dan Naikkan Produksi, Kita Harus Hormat Pada Petani

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Jumat, 19 Maret 2021, 18:55 WIB
Rachmat Gobel: Tahan Impor Dan Naikkan Produksi, Kita Harus Hormat Pada Petani
Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel/Ist
rmol news logo Bangsa ini harusnya berterima kasih dan memberi hormat setinggi-tingginya kepada para petani, nelayan, dan peternak. Sebab, peran dan kerja keras mereka dalam memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia patut diapresiasi dengan baik oleh siapa pun.

"Izinkan saya untuk membungkukkan badan pada mereka. Membungkuk seperti orang yang sedang rukuk, empat puluh lima derajat (memberi hormat)," kata Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel, Jumat (19/3).

Politisi Partai Nasdem tersebut menyampaikan hal itu dalam acara bimbingan teknis peningkatan kapasitas petani dan penyuluh pertanian di Jember, Jawa Timur. Sehari sebelumnya, ia bertemu dengan petani padi, tembakau, kedelai, dan edamame.

Gobel mengatakan, pertanian merupakan fondasi ekonomi nasional yang kuat. Selain memasok kebutuhan pangan, pertanian juga menyerap tenaga kerja yang besar. Di saat krisis, pertanian pula yang menjadi benteng pertahanan Indonesia.

"Bahkan di masa pandemi, di saat sektor lain terkena pembatasan, pertanian terus jalan. Jika mereka berhenti maka kita tidak makan," katanya.

Menurutnya, berkat petani maka bangsa Indonesia bisa terjaga kehormatannya. "Kita tidak mengemis ke bangsa lain untuk minta-minta pangan. Mereka menjaga kehormatan kita semua," imbuhnya.

Gobel juga menyinggung perihal kontroversi impor beras saat ini yang dikritisi oleh hampir seluruh masyarakat. Dia mengatakan Indonesia selalu berselisih soal impor beras sejak lama.

"Kita harus ambil risiko. Tahan impor dan naikkan produksi. Ini soal data saja, saat saya menteri perdagangan, saya ambil risiko itu," katanya.

Gobel mengingatkan bahwa nasib petani berada di tangan para pengambil keputusan. Sehingga meminta pemerintah untuk menjaga harga pasar domestik dalam hal komuditas pangan terutama beras.

"Di saat musim tanam, pupuk dan bibit langka. Selalu begitu. Tapi saat panen, harga justru jatuh. Ini harus dihentikan. Jika kita menghormati mereka maka perlu penyelesaian menyeluruh dan terintegrasi," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA