Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sambut Positif Rencana PTM, Pengamat: Perlu Penuhi Mekanisme Yang Matang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 21 Maret 2021, 02:07 WIB
Sambut Positif Rencana PTM, Pengamat: Perlu Penuhi Mekanisme Yang Matang
Pengamat Pendidikan dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Uus Toharudin/RMOLJabar
rmol news logo Rencana penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli mendatang mendapatkan respons positif. Namun, rencana tersebut harus dilakukan usai tenaga pendidikan menjalani vaksinasi.

Pengamat Pendidikan dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Uus Toharudin menyebut, PTM dapat dilakukan ketika pemerataan vaksinasi telah terlaksana, sehingga kekebalan tubuh terjadi pada banyak orang. Nantinya, akan terjadi suatu kondisi yang aman karena vaksin dapat menekan laju virus Covid-19.

"Dengan imunitas yang merata dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19. Jadi yang harus dilakukan pertama yakni vaksinasi yang merata," kata Uus, Sabtu (20/3).

Uus menambahkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi jika PTM dilakukan, yakni Protokol Kesehatan (Prokes) memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5M). Kemudian, kelas konvensional akan diubah dan diterapkan kelas bergilir (shifting) agar peserta didik tidak berkerumun di setiap kelasnya.

"Misalkan yang tadinya 1 kelas diisi oleh 40 peserta didik kemungkinan hanya menjadi 15 hingga 20 peserta didik karena harus menjaga jarak," tambah Uus Dekan FKIP Unpas tersebut.

Tak hanya itu, fasilitas pendukung di sekolah harus dipersiapkan agar dapat melaksanakan PTM yang mampu memberikan rasa aman kepada semua pihak. Fasilitas tersebut, yakni wastafel dengan air mengalir, thermo gun (alat pengukur suhu badan), hand sanitizer di setiap kelas, dan ventilasi yang baik.

Selain  itu, menurut Uus, durasi pada PTM perlu dipertimbangkan karena tidak memungkinkan dilakukan pembelajaran sepanjang hari di sekolah. Oleh karena itu, dalam 1 hari disarankan 1 hingga 2 mata pelajaran dengan durasi berjangka antara 1 atau 2 jam.

"Pembelajaran harus betul-betul dirancang sedemikian rupa, sehingga pembelajaran itu meaningful, sangat bermakna, dan menyenangkan. Karena harus mencapai tujuan pembelajaran," tuturnya.

Uus menilai metode blended learning (pembelajaran campuran) di mana pembelajaran tatap muka dan daring masih diperlukan. Hal tersebut perlu diterapkan karena lamanya peserta didik di dalam kelas harus memenuhi prokes Covid-19.

"Kalau bisa kegiatan pembelajaran itu ada yang di luar kelas, tetapi dalam keadaan aman dari Covid-19 dan keamanan lainnya," ucapnya.

Kendati demikian, jika semua tahapan telah dilakukan semua institusi pendidikan, Satgas Covid-19 masih diperlukan guna mengawasi jalannya PTM. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA