Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rizal Ramli: Feodalisme, Primordialisme, Dan Korupsi Merusak Sistem, Tugas Kita Memotong Beban Tersebut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Selasa, 23 Maret 2021, 11:57 WIB
Rizal Ramli: Feodalisme, Primordialisme, Dan Korupsi Merusak Sistem, Tugas Kita Memotong Beban Tersebut
Tokoh nasional DR. Rizal Ramli/Net
rmol news logo Secara umum bangsa Indonesia masih terbilang sangat feodal. Hal itu juga yang menyebabkan anak-anak bangsa gagal terbang tinggi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu jawaban tokoh nasional DR. Rizal Ramli atas pertanyaan pakar hukum tata negara Refly Harun dalam perbincangan di kanal YouTube, Refly Harun yang diunggah Senin (22/3).

Mulanya, keduanya membahas mengenai demokratisasi di dalam tubuh partai. Kemudian Refly mengurai pandangannya mengenai demokrasi secara struktural dan cultural di internal partai.

Secara struktural, kata Refly, kepemimpinan partai memang kemungkinan tidak demokratis, karena struktur yang dibuat memang disusun tidak demokratis.

Sementara secara cultural, partai memang feodal. Sekalipun dibuka ruang demokrasi, tetap saja ketua umum penentu keputusan.

“Kepada Gerindra, kepada PDIP, kepada Nasdem pasti sebelum demokratisasi terjadi, anggota partai pasti bilang ya terserah aja ketua umum,” tuturnya.

“Secara umum bangsa kita memang masih sangat feodal,” jawab Rizal Ramli atas tanggapan Refly Harun.

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu kemudian mengurai mengenai sebuah lukisan di kantornya yang dibuat oleh Yayak Jatmika. Lukisan itu bergambar anak muda Indonesia yang membaca buku dan memegang tali yang terikat pada sebuah balon besar berwarna merah putih.

“Artinya pemuda dan pemudi yang cerdas bisa terbang setinggi mungkin,” urainya menjelaskan.

Namun demikian, di kaki pemuda tersebut terikat beban yang berat sehingga membuatnya sulit untuk terbang. Ada tiga beban yang menjeratnya, yaitu feodalisme, primordialisme, dan korupsi.

“Itu yang merusak sistem kita. Tugas kita memotong beban tersebut,” tegasnya.

Singkatnya, Rizal Ramli menegaskan bahwa harus ada perubahan mendasar agar demokrasi kriminal di Indonesia bisa segera diubah menjadi demokrasi yang bersih dan amana.

“(Dengan begitu) baru bangsa kita bisa jadi bangsa besar,” tutup mantan Menko Kemaritiman itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA