Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi beralasan, impor beras ini dilakukan untuk menjaga cadangan pangan menjelang hari besar keagamaan, sehingga harga tetap bisa dikendalikan.
Namun demikian, Gde Siriana Yusuf berpandangan, rencana impor beras pemerintah dapat dibenarkan jika upaya pembangunan pertanian sudah menunjukkan kesungguhan dan mencapai kemajuan pesat.
"Seperti petani sudah menikmati kemajuan sektor pertanian. Dan wajar saja jika kemudian untuk
buffer stock dilakukan impor," ucap Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) ini kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (24/3).
Tetapi hari ini, lanjut Gde Siriana, petani masih jauh dari sejahtera. Indonesia pun masih jauh dari pertanian modern. Bahkan, lahan pesawahan terus menyusut akibat alih fungsi menjadi perumahan.
"Artinya belum ada kemajuan pesat di sektor pertanian. Terus mau impor? Lalu kapan mau majunya pertanian?" tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: