"Teror ini merupakan anti demokrasi dari pihak-pihak yang tidak menyukasi kritik pada pemerintah," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, kepada wartawan, Jumat (26/3).
Bagi Gde Siriana, teror semacam itu juga menjadi bukti bahwa pemerintah terbuka pada kritik menjadi semacam bualan semata.
"Ini jadi bukti bahwa keinginan pemerintah agar masyarakat aktif mengkritik pemerintah hanya pepesan kosong," ketusnya.
Gde menilai, dalam situasi pandemi Covid-19 ini justru makin marak korupsi yang bisa terlupakan dengan teror pada demokrasi.
"Tentu teror ini bertujuan agar masyarakat tidak peduli lagi soal-soal korupsi. Juga persoalan kelemahan pemerintah selama ini khusunya dalam ekonomi dan penanganan pandemi," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: