Demikian pendapat Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (27/3).
Dedi menganalisa, usulan Waktum PAN itu bermuatan politik pop yang semata-mata hanya menguji keriuhan publik. Apalagi, usulan paket Gibran-Zita Anjani terlalu dini.
Kata Dedi, politik pop makin mengemuka karena mendewakan popularitas saja tanpa mengindahkan kapasitas seseorang.
"Selain terlalu dini, juga menunjukkan kegenitan politik PAN. Politik pop semakin mengemuka ditandai dengan mendewakan popularitas, sementara kapasitas tidak lagi dipertimbangkan," demikian kata Dedi.
Pengamatan Dedi, PAN merupakan partai yang memulai konsep politik pop. Indikatornya, partai berlambang matahari terbit ini kerap menawarkan selebirti dalam setiap momentum pileg maupun Pilkada.
"PAN sejak lama telah memulai konsep politik ini ketika banyak menghadirkan nama-nama selebritis di lembar suara," demikian pendapat Dedi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: