Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Apresiasi Ide Jokowi, Hery Azumi: Pusat Budaya Jawa Titik Tolak Kesadaran Jati Diri Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Rabu, 31 Maret 2021, 11:20 WIB
Apresiasi Ide Jokowi, Hery Azumi: Pusat Budaya Jawa Titik Tolak Kesadaran Jati Diri Nasional
Sekjend Komite Nasional JARI IBU, Hery Heryanto Azumi/RMOL
rmol news logo Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi untuk membangun Pusat Kebudayaan Jawa di Solo, Jawa Tengah.

Sekjend Komite Nasional Jalan Resolusi Indonesia Baru (JARI IBU) Hery Heryanto Azumi, mengapresiasi gagasan orang nomor satu di Indonesia itu.

Kata Hery, ide pembangunan Pusat Budaya Jawa akan menjadi titik tolak kesadaran jati diri nasional.

"Pusat budaya Jawa yang digelorakan oleh Jokowi perlu diapresiasi karena akan menjadi titik tolak kesadaran jati diri nasional kita," demikian kata Hery kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (31.3).

Menurut Hery, perlu juga didorong berbagai pusat peradaban lain seperti Melayu, Baruna, Sulawesi dan Melanesia. Tujuannya, pusat peradaban itu akan jadi penanda bahwa Indonesia terbuka dengan semua kekuatan dunia.

"Pusat peradaban melayu, Baruna, Sulawesi dan Melanesia sebagai penanda kelengkapan Indonesia untuk memasuki masa baru yang terbuka dan diisi dengan kerjasama dengan semua kekuatan dunia, itulah INA-NIA (Indonesia dan dunia)," tandasnya.

Dalam pandanan mantan Ketua Umum PB PMII yang telah diberikan Anugerah Gelar KRH Pujonagoro dari Kasunanan Solo ini, kebudayaan dan sejarah merupakan pintu masuk bagi terciptanya sistem dunia yang lebih adil dan demokratis.

Atas dasar itu, sejak awal harus disadari penuh bahwa identitas nasional adalah syarat mutlak bagi kebersamaan global.

"Sesuai pandangan Bung Karno bahwa "internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Sebaliknya nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sari internasionalisme," demikian Hery menutup perbincangan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA