Hal tersebut disampaikan Gus Yaqut saat menghadiri hari terakhir gelaran Tanwir 1 Pemuda Muhammadiyah di Manado, Minggu (4/4).
Menteri Agama yang berlatar belakang Gerakan Pemuda Anshor Nahdlatul Ulama tersebut mendorong kebersamaan kedua organisasi ini lebih erat dijalin.
“Problem keindonesiaan tidak bisa diselesaikan sendiri oleh NU saja, oleh Muhammadiyah saja, oleh Pemuda Muhammadiyah saja, apalagi oleh Anshor saja,†kata Gus Yaqut.
Gus Yaqut memandang, kebersamaan NU dan Muhammadiyah akan menjadikan Indonesia sebagai negara muslim terdepan dalam menggarap agenda-agenda keumatan dan kebangsaan di ranah domestik dan internasional.
“Dan saya yakin itu bisa. Saya membayangkan kalau ada dua organisasi besar namanya Nahdlatul Ulama kemudian yang satu namanya Muhammadiyah melakukan kerja sama yang sinergis untuk keumatan, dan kebangsaan, (persoalan) Indonesia ini tuntas,†tandasnya.
Acara sendiri berjalan dengan sangat akrab. Yaqut tak putus-putus menyampaikan canda sebagai tanda keakraban. Di akhir pidato, Gus Yaqut dihadiahi oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Cak Nanto berupa lukisan wajah Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: