Untuk itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti mendorong kampus-kampus di Indonesia untuk menggenjot lahirnya para pengusaha baru.
Menurut LaNyalla, pengusaha baru yang lahir dari kampus merupakan pengusaha akademis yang mampu membuat development bisnis yang mengakar.
"Mengapa begitu, karena development yang mereka buat berbasis science. Jadi saya kira, menggenjot lahirnya pengusaha dari lingkungan kampus merupakan sesuatu yang sangat substansial," kata LaNyalla, seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Minggu (11/4).
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu menuturkan, untuk mencetak pengusaha-pengusaha yang berangkat dari kampus, kita memerlukan ideologi pragmatis yang radikal dengan kurikulum yang berorientasi khusus pada entrepreneur yang sepenuhnya.
"Jadi, perlu keseriusan dan komitmen yang mendasar untuk menciptakan pengusaha-pengusaha baru yang dilahirkan dari kampus," ujarnya.
Meski saat ini kampus-kampus yang berorientasi pada bisnis atau tenaga terampil, namun ia mengatakan, belum sepenuhnya ke arah proses penciptaan pengusaha-pengusaha muda yang aplikatif terjun menggerakkan bisnis mereka.
"Jadi wajar skor Human Capital Indonesia masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Saya kira ini perlu mendapat perhatian serius," tegas LaNyalla.
Menurut laporan Global Entrepreneuship Index (GEI) 2018 yang dirilis oleh The Global Entrepreneurship Development Institute (GEDI), Indonesia masih menempati peringkat ke-94 dari 137 negara untuk human capital.
Sementara di beberapa negara maju banyak pengusaha yang lahir di lingkungan kampus seperti Mark Zuckerberg mendirikan Facebook saat masih kuliah di Harvard University.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.