Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soroti Penurunan Indeks Demokrasi Indonesia, PKS Sumut: Money Politic Sangat Merusak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 16 April 2021, 11:15 WIB
Soroti Penurunan Indeks Demokrasi Indonesia, PKS Sumut: <i>Money Politic</i> Sangat Merusak
Ketua bidang Pemenangan Pemilu dan Pemilukada DPW PKS Sumut, Wasis Wiseso/RMOLSumut
rmol news logo Indeks Demokrasi Indonesia pada 2020 versi The Economist Intelligence Unit (EIU) turun pada titik terburuk dalam 14 tahun.

Menurut laporan EIU tersebut, Indonesia mendapatkan skor 7,92 untuk proses pemilu dan pluralisme; 7,50 untuk fungsi dan kinerja pemerintah; 6,11 untuk partipasi politik; 4,38 untuk budaya politik; dan 5,59 untuk kebebasan sipil.

Menanggapi hal tersebut, politikus muda PKS Sumut, Wasis Wiseso Pamungkas mengatakan, ada 2 hal mendasar yang menjadi sorotan dalam penelitian tersebut. Yaitu budaya politik dan kebebasan sipil.

"Memang budaya politik kita juga semakin buruk, hal ini bisa dilihat dari makin maraknya money politic dalam setiap ajang pemilihan pejabat publik. Money politic sangat merusak, sampai-sampai mengubah perilaku pemilih menjadi lebih pragmatis," katanya, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

"Banyak orang memilih bukan karena track record calon atau visi misi yang dibawa, melainkan karena berapa rupiah yang dijanjikan/diberikan secara langsung," sambung Wasis.

Ketua bidang Pemenangan Pemilu dan Pemilukada DPW PKS Sumut ini menjelaskan, indeks kebebasan publik juga menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya penurunan indeks demokrasi secara keseluruhan.

Praktik penegakan hukum soal pelanggaran UU ITE juga masih terkesan tebang pilih.

"Faktanya saat ini mudah sekali seorang warga negara yang memberikan kritikan terhadap pemerintah dijerat dengan UU ITE, dipolisikan, bahkan ditahan. Tentu hal ini menjadi momok tersendiri bagi banyak orang yang ingin menyatakan keresahannya lewat kritikan-kritikan. Padahal bisa jadi apa yang disampaikan itu merupakan suatu hal yang konstruktif," ujarnya.

Terakhir, Wasis menyampaikan harapannya agar kondisi demokrasi bisa kembali meningkat.

Oleh karena itu PKS di tingkat pusat tetap konsisten mengambil posisi sebagai oposisi yang konstruktif agar dapat menjadi penyeimbang pemerintah, sehingga kehidupan demokrasi kita tetap terjaga.

Sementara di daerah, PKS juga tetap memposisikan diri sebagai mitra strategis kepala-kepala daerah baik yang didukung oleh PKS ataupun bukan.

"Cara pandang PKS jelas, bagaimana kita bisa bahu membahu membangun bangsa apapun posisinya saat ini," tutup Wasis. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA