Namun demikian, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo tak memungkiri ada pertimbangan untuk melibatkan peran investor dalam pembangunan ibukota negara (IKN).
"Ini memang terus dilakukan pendalaman dan kajian. Dengan adanya burden sharing kita punya
opportunity untuk pembiayaan," kata Yustinus saat diskusi Narasi Institute membahas soal pemindahan ibukota, Jumat (16/4).
Ia menjelaskan, minat investor untuk terlibat dalam pembangunan IKN menyusul adanya Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Minat investor inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang.
"Kita harus optimistik bahwa Indonesia dilirik investor tanpa perlu menggadaikan kedaulatan," tegas Yustinus.
Akan tetapi, ia tak menampik pemerintah juga memperhatikan masukan-masukan untuk tetap hati-hati dalam menerima peluang pendanaan pembangunan ibukota baru.
"Mari kita sampaikan dan kritisi terus supaya penataan itu pun tidak mengabaikan aspek-aspek historis bangsa Indonesia," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: