Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polemik Kamus Sejarah Indonesia, Ini Penjelasan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 20 April 2021, 14:43 WIB
Polemik Kamus Sejarah Indonesia, Ini Penjelasan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud
KH Hasyim Asyari/Net
rmol news logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan angkat bicara seiring protes dari sejumlah kalangan yang menuding Kemendikbud menghilangkan jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari dalam buku Kamus Sejarah Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan tidak menghilangkan nama KH Hasyim Asyari.

"Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk Hadratus Syech Hasyim Asyari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan,” ujar Hilmar lewat keterangannya, Selasa (20/4).

Guna meluruskan tudingan yang dimaksud kalangan tersebut, Hilmar mengatakan bahwa kamus Sejarah Indonesia tersebut sifatnya tidak resmi dan ada yang sengaja mengedarkan buku tersebut.

“Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat,” katanya.

Lebih penting lagi, lanjut Hilmar, naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

"Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut,” imbuhnya.

Pihaknya mengatakan keterlibatan publik menjadi faktor penting yang akan selalu dijaga oleh segenap unsur di lingkungan Kemendikbud.

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA