“Pemulihan ekonomi harus bertahap,†ujar Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Andi Arief, Rabu (21/4).
Andi Arief mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan sesuatu yang bisa dipaksakan begitu saja. Seperti keinginan Presiden Joko Widodo agar ekonomi bisa meroket 7 persen di kuartal II 2021.
“Apalagi motifnya hanya ingin sekali saja lebih baik dari presiden sebelumnya (Susilo Bambang Yudhoyono),†tutur Andi Arief.
Di era SBY, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung berada di kisaran 5 hingga 6 persen. Puncaknya adalah di tahun 2011 dengan 6,5 persen.
Sementara Jokowi, sejak periode pertama menargetkan ekonomi meroket di atas 7 persen. Tapi kenyataannya, laju ekonomi justru terperangkap di kisaran 5 persen dan terus konsisten menurun. Puncaknya, mencapai minus 2 persen di tahun lalu akibat terjangan pandemi Covid-19.
Andi Arief mengingatkan, selain upaya membuat ekonomi meroket, pemerintah harus paham bahwa besaran utang kini telah menjadi ancaman yang nyata.
“Jangankan pertumbuhan lebih baik, ancaman bahaya utang sedang menanti. Mudah-mudahan selamat,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: