Dikatakan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, rumor terkait reshuffle semakin kencang karena ada kementerian yang mengalami likuidasi.
"Memang reshuffle pertama di periode kedua Jokowi dianggap belum bisa menopang performa kabinet saat ini. Terlebih untuk mendukung ambisi Jokowi yang mematok pertumbuhan di atas 5 persen, tentunya dibutuhkan menteri-menteri teknis yang visioner dan mumpuni dalam eksekusi kebijakan," ujar Satyo kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/4).
Lanjut Satyo, isu reshuffle telah membuat parpol koalisi cukup gemetaran, khawatir kader-kadernya yang jadi menteri kena sapu.
Alhasil, parpol koalisi pun mulai mengeluarkan jurus-jurusnya agar kader-kader mereka itu tidak dicopot.
"Misalnya, PKB buru-buru agitasi soal tokoh dengan inisial M yang akan direshuffle, dan kebetulan inisial tersebut tidak ada yang berasal dari PKB," jelas Satyo.
"Atau yang dimaksud dengan inisial M mungkin saja maksudnya Menteri desa atau Menteri tenaga kerja, karena kalimat Menteri akan selalu dimulai dengan huruf M," pungkas Satyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: