Dukungan ditunjukkan dengan keikutsertaan Indonesia sebagai Co-chair bersama Inggris pada agenda COP 26 (United Nations Climate Change Conference) Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT) Dialogue.
Pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan, Indonesia tidak layak jadi pimpinan COP 26.
"Ini perubahan iklim apa ya? Maksudnya Indonesia mau jadi ketua perubahan iklim apa?" ujar Salamuddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/4).
"Kalau iklim investasi Indonesia memang paceklik. Indonesia bisa jadi ketua konferensi. Tapi kalau perubahan iklim lingkungan hidup, tidak salah?" sambung dia.
Terlebih menurut Salamuddin, Indonesia adalah negara sawit dan batubara, sehingga tidak pas memimpin COP 26.
"Indonesia kan bandar sawit dan batubara. Dan di negeri ini maling solar merajalela tanpa ada penegakan hukum yang tuntas," ucapnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: