Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bamsoet: Jika Hilangnya KRI Nanggala-402 Karena Usia Uzur, Menhan Harus Lakukan Peremajaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 22 April 2021, 17:55 WIB
Bamsoet: Jika Hilangnya KRI Nanggala-402 Karena Usia Uzur, Menhan Harus Lakukan Peremajaan
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo/Net
rmol news logo Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Kiel, Jerman Barat, hilang kontak di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, Rabu dini hari (21/4).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap, TNI AL menyelidiki secara menyeluruh terkait hilangnya KRI Nanggal yang tengah melakukan penembakan torpedo parang di perairan Bali Utara bersama 53 Wak Buah Kapal (ABK).

Bamsoet mengatakan, Kadisnpen TNI AL Marsekal Pertama Yulius Widjojono telah menyatakan adanya kemungkinan KRI Nanggala blackout saat melakukan penyelaman statis. Imbasnya, membuat kapal tidak dapat dikendalikan.

Dijelaskan Bamsoet meski Kapal itu buatan tahun 1981, sebelum gelar latihan kondisinya sudah dipastikan dalam keadaan siap berlayar.

Politisi Golkar ini mengatakan, apabila tenggelamya KRI Nanggala-402 karena faktor kapal yang sudah berusia uzur, maka Menhan harus segera melakukan modernisasi.

"Jika kelak hasilnya karena usia kapal yang sudah uzur, maka Kementerian Pertahanan dan TNI AL harus segera melakukan peremajaan terhadap berbagai kekuatan alutsista TNI, agar ke depan kejadian seperti ini tidak terulang kembali,’ ucap Bamsoet, Kamis (22/4).

Pihaknya mengajak masyarakat tidak ikut berspekulasi, apalagi termakan hoax yang beredar di berbagai media sosial tentang penyebab hilang kontaknya KRI Nanggala 402.

Ia meminta masyarakat menyerahkan pada internal TNI AL dan jajaran terkait lainnya.

"Dari informasi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, KRI Nanggala 402 berada di utara Bali untuk ikut dalam skenario latihan penembakan torpedo. Saat mendapatkan izin menyelam untuk melaksanakan latihan penembakan torpedo, tidak lama langsung hilang kontak,” katanya.

Dugaan sementara kapal yang mengangkut 53 ABK itu berada di palung laut dengan kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut.

Hingga saat ini upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan oleh TNI AL dengan menggunakan sejumlah alutsista.

Alutsista milik TNI AL yang dikerahkan antara lain KRI Raden Eddy Martadinata, KRI I Gusti Ngurah Rai, KRI Diponegoro, KRI Rigel, KRI Spica, dan KRI Pulau Rengat.

Selain itu proses pencarian juga mendapat bantuan angkatan laut Singapura dan Australia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA