Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kenaikan Biaya Haji 2021 Tidak Akan Bebani Calon Jemaah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 25 April 2021, 12:44 WIB
Kenaikan Biaya Haji 2021 Tidak Akan Bebani Calon Jemaah
Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf/Net
rmol news logo Kenaikan biaya haji tidak bisa dihindarkan di tahun ini. Salah satunya, akibat instrumen protokol kesehatan yang harus dipenuhi untuk menjamin kesehatan dan keselamatan jemaah haji.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kendati begitu, angka kenaikan biaya haji telah berhasil ditekan dibandingkan dengan asumsi kenaikan awal sehingga diharapkan tidak terlalu membebani calon jemaah haji.

Begitu kata anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf kepada wartawan, Jumat (25/4).

Menurutnya, prokes yang ketat berdampak pada instrumen pembiayaan. Sebab itu, sejak awal Fraksi PKS meminta kenaikan biaya haji dilakukan secara rasional.

“Artinya, sebisa mungkin tidak terlalu memberatkan jemaah. Terbaru, kami juga sudah memperoleh instrumen kalkulasinya. In shaa Allah, biaya akan tetap naik, tetapi tidak terlalu memberatkan jemaah karena hanya bertambah di kisaran 1 hingga 2 juta,” ucap.

Di sisi lain, Bukhori juga menjelaskan, nominal kenaikan biaya tersebut juga tidak akan melampaui nominal yang mampu ditanggung oleh BPKH dari dana manfaat yang diperoleh setiap tahunnya.

Disinggung terkait persoalan vaksin bagi calon jemaah haji, politisi PKS ini menilai bahwa persoalan itu menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah dan memiliki dimensi yang tidak berdiri tunggal.

“Sampai tanggal 30 April ini diperkirakan semua calon jemaah haji yang berjumlah 212 ribu ini sudah menerima vaksin sebanyak 2 kali. Maka harus dipastikan para calon jemaah ini memperoleh efikasinya maksimal sebelum berangkat,” katanya.

Alumni Universitas Madina Arab Saudi ini turut mengungkap, persoalan vaksin ini tidak bisa dilihat dari dimensi kesehatan semata.

Ada dimensi politik, khususnya terkait meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika dan Cina. Ia juga meminta pemerintah Arab Saudi bisa lebih bijaksana dalam memahami posisi Indonesia dalam hal ini.

“Kita ketahui bahwa Sinovac ini berasal dari Cina. Sementara Arab Saudi sejauh ini belum menerima calon jemaah haji yang menggunakan vaksin itu. Dengan kata lain, mereka baru berkenan menerima vaksin Made in America maupun sekutunya,” imbuhnya.

Bukhori melanjutkan, tidak mungkin calon jemaah haji kita divaksin ulang dengan vaksin berbeda karena berpotensi membahayakan kesehatan mereka. Karena itu, hanya ada satu pilihan yang paling rasional, yakni kepiawaian pemerintah Indonesia dalam melakukan diplomasi sehingga berhasil mendorong pemerintah Arab Saudi untuk berkenan menerima calon jemaah kita, terangnya.

“Secara umum, Indonesia sesungguhnya punya nilai tawar lebih dalam perundingan ini. Pertama, jumlah jemaah kita adalah yang terbesar. Kedua, jemaah haji kita adalah penyumbang devisa terbesar bagi mereka. Saya yakin, pemerintah bisa sukses melakukan diplomasi, salah satunya dengan memainkan kedua variabel ini, sepanjang gigih dalam melakukan diplomasi yang bermartabat,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA