Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Usulan AHY Terkait Kesejahteraan Keluarga Kru Nanggala Diapresiasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 27 April 2021, 16:59 WIB
Usulan AHY Terkait Kesejahteraan Keluarga Kru Nanggala Diapresiasi
Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)/Net
rmol news logo Usulan Partai Demokrat agar pemerintah memberikan perhatian penuh kepada para keluarga awak KRI Nanggala-402 yang gugur di medan tugas mendapat apresiasi para pengamat dari Aceh, Jakarta hingga Surabaya.

Mereka menegaskan, meskipun pemerintah sudah punya prosedur tetap bagi keluarga prajurit yang ditinggalkan, tapi ini kejadian luar biasa yang tidak boleh disikapi dengan biasa saja.

Dosen FISIP Unsyiah Banda Aceh, Aryos Nivada menanggapi gugurnya Letkol (P) Irfan Suri asal Samalanga, Bireun, Aceh.

"Ini merupakan wujud kesetiaan dan pengorbanan masyarakat Aceh demi keutuhan NKRI," tegas Aryos, yang juga peneliti senior Jaringan Survei Inisiatif, Aceh, Selasa (27/4).

Aryos mengapresiasi pemerintah yang sudah mewujudkan satu dari tiga usulan Demokrat sebagai bentuk perhatian penuh pemerintah kepada para keluarga awak kapal selam yang tenggelam itu.

Tiga usulan tersebut adalah, keluarga tetap menerima gaji utuh, beasiswa bagi anak-anak mereka, serta fasilitas perumahan. Usulan itu sebagaimana dinyatakan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, Minggu (25/4).

Dari tiga usulan tersebut, pemerintah melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah setuju untuk memberi beasiswa penuh bagi anak-anak para awak KRI Nanggala-402.

Harapan yang sama dinyatakan pengamat yang juga mengelola lembaga survei Surabaya Survey Center (SSC), Mochtar W. Oetomo dari Surabaya.

"47 dari 53 awak yang gugur berasal Jawa Timur. Arek-arek ini patriot bangsa yang sejati. Kejadian yang luar biasa. Sudah sepatutnya negara memperlakukan mereka dengan luar biasa. Jangan cukup mengikuti protap yang berlaku saja," kata Mochtar.

"Jadi prajurit itu kontrak mati. Setiap prajurit tahu itu. Keluarganya pasti juga tahu. Tapi ketika akhirnya mereka gugur dalam tugas, peran mereka dalam keluarga masing-masing tetap tidak tergantikan. Karena itu setidak-tidaknya negara bisa meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Tiga hal yang diusulkan Demokrat, sudah pas," tegas Mochtar.

Di Jakarta, pengamat politik Adi Prayitno mengingatkan pemerintah agar tidak memandang usulan Demokrat dengan kacamata politik semata.

"Lihatlah dari sisi kemanusiaan. Indonesia sedang berkabung nasional, kehilangan patriot terbaik. Peran para awak yang gugur sebagai ayah, suami maupun anak dari keluarga yang mereka tinggalkan, tidak akan pernah tergantikan selamanya," pinta Adi.

Adi, yang juga dosen UIN Jakarta itu menganggap, tiga usulan yang disampaikan AHY relevan dengan kondisi yang dihadapi para keluarga prajurit.

"Mas AHY berdinas militer selama 16 tahun sebagai komandan. Dia mestinya tahu betapa berharganya setiap nyawa prajurit, dan dibalik setiap nyawa prajurit itu, ada keluarga yang menggantungkan hidupnya. Bayangkan saat kepala keluarga mereka gugur dalam tugas. Ini soal kemanusiaan," tandas Adi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA